Sentra Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Rabadompu di Kecamatan Raba, Kota Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), menyajikan makanan cepat saji (junk food) sebagai menu program Makan Bergizi Gratis (MBG). Orang tua (ortu) atau wali siswa mempertanyakan hal tersebut.
“Salah satu menu MBG yang diterima anak saya di sekolahnya tadi adalah roti pizza. Emang bisa menu ini masuk dalam MBG?,” kata salah satu ortu siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) 39 Kota Bima, Rahmansyah (40), kepada infoBali, Jumat (14/11/2025).
Meski anaknya tak mengeluhkan sajian menu roti pizza, Rahmansyah mempertanyakan kandungan gizinya. Selain itu, dia mencurigai menu roti pizza tersebut dibeli dari luar sehingga tidak diolah sendiri oleh dapur MBG.
“Kalau saya lihat sekilas menunya, roti pizza ini tidak diolah oleh dapur. Kalau makanannya kedaluwarsa dan membuat siswa keracunan siapa yang mau bertanggung jawab,” terang Rahmansyah.
Anak Rahmansyah setiap Jumat menerima MBG dengan salah satu menu junk food. Selain roti pizza, menu junk food yang pernah disajikan berupa nugget, mi goreng hingga burger.
Rahmansyah SPPG tetap memperhatikan gizi penerima manfaat MBG. Ia juga berharap dapur MBG tetap menerima masukan dan saran dari masyarakat terkait menu-menu yang disajikan setiap hari untuk para siswa.
“Saya sampaikan ini sebagai bentuk masukan dan saran sebelum muncul hal-hal yang tak diinginkan terjadi. Karena yang saya tahu menu junk food tak diperbolehkan dalam MBG,” imbuh Rahmansyah.
Kepala SPPG Rabadompu, Heri, tidak merespons hal itu. Sementara Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bima, Syarifuddin, tidak mengetahui hal itu. Menurutnya, kemungkinan hal aturan Badan Gizi Nasional (BGN), bukan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
“Mereka punya tenaga gizi masing-masing yang akan menyusun menu tiap hari,” terang Syarifuddin.
Kepala Satuan Tugas (Satgas) MBG Kota Bima, Mahfud, menyarankan agar hal itu ditanyakan kepada koordinator wilayah (korwil) terkait diizinkan atau tidak.
Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.
Secara pribadi, Mahfud menilai setiap SPPG ada ahli gizinya. Mereka juga sudah memperhitungkan kandungan gizi dari setiap menu yang disajikan, seperti karbohidrat dan protein.
“Pandangan pribadi saya, kalau roti pizza terbuat dari terigu atau gandum dan itu mengandung karbohidrat, tetapi kami kurang paham gizinya, nanti bisa ditanyakan ke SPPG atau Bidang Gizi-nya (semua sesuai juknis),” pinta Mahfud.
Mahfud berharap masyarakat tetap memberikan masukan dan saran terkait penyaluran MBG, termasuk menu-menu yang disajikan. Masukan dan saran akan menjadi bahan evaluasi dan perbaikan Satgas MBG Kota Bima.
“Misalnya kualitas gizinya, seperti ikan laut itu perlu. Walaupun anak-anak (penerima manfaat MBG) kurang suka dengan ikan laut, tetapi penyajiannya dalam bentuk lain (inovasi) SPPG,” jelas Mahfud.






