Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 8 Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), diliburkan untuk sementara waktu. Walhasil, program makan bergizi gratis (MBG) juga dihentikan sementara. Hal ini merespons kasus keracunan 140 siswa.
“Untuk sementara kami hentikan dulu sampai mendapatkan petunjuk lebih lanjut dari dinas,” ujar Kepala Sekolah (Kepsek) SMPN 8 Kota Kupang, Maria Theresia Roslin Lana, Rabu (23/7/2025).
Menurut Roslin, kasus keracunan ini baru pertama kali terjadi sejak program MBG di SMPN 8 Kupang dimulai pada 17 Februari 2025.
“Selanjutnya sekolah sudah berkoordinasi dengan berbagai pihak termasuk Badan Gizi Nasional (BGN) dan dinas pendidikan untuk sementara anak-anak akan belajar dari rumah secara daring,” jelasnya.
Ia juga meminta maaf terhadap orang tua siswa yang kecewa atas kejadian itu. “Saya minta maaf terutama kepada orang tua siswa karena kejadian seperti ini. Saya sempat menangis melihat anak-anak saya kok seperti ini,” tutur Roslin.
Dia mengungkapkan ada beberapa orang tua siswa yang datang ke sekolah lalu meluapkan emosinya setelah kejadian tersebut.
“Kami memaklumi kemarin ada orang tua siswa-siswi yang marah. Itu bentuk kekhawatiran orang tua terhadap anak mereka,” ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, sejumlah siswa kelas VII hingga IX di SMPN 8 Kota Kupang keracunan seusai menyantap menu MBG. Para siswa yang mengalami gejala diduga keracunan langsung dilarikan ke rumah sakit di Kota Kupang. Seperti di RSUD S.K Lerik, RSUD Prof W. Z Johannes, RSU Leona, dan RS Siloam.
“Anak saya keracunan makan di sekolah,” kata Rio Bella, salah satu orang tua wali siswa yang keracunan ditemui infoBali di RSUD S.K Lerik, Selasa.
Rio menyebut anaknya mengongsumsi MGB dengan menu sayur, daging, dan nasi. Namun, ia tidak tahu pasti jenis sayuran yang disajikan.
“Untuk menunya sayur, daging dan nasi. Kurang tahu sayur apa saya hanya dikasih tau sayur saja,” imbuhnya.
Wali murid lain, Djitu Jami Doko, setali tiga uang. Ia mendapat kabar anaknya keracunan dari pihak sekolah.
“Saya diinformasikan dari sekolah, anak saya sakit. Padahal saat keluar dari rumah anak saya dalam kondisi baik-baik saja,” kata pria berusia 37 tahun itu.