Siswi SMP di Denpasar Dianiaya Saat Lerai Pertengkaran Teman Sekelas

Posted on

Seorang siswi SMP PGRI 7 di Denpasar berinisial NPCDD (15) dianiaya teman sekelas berinisial AP (15) di sekolah, Jumat (9/5/2025). NPCDD dianiaya karena berusaha melerai pertengkaran antara AP dengan teman sekelas lainnya berinisial Y.

“Ini terjadi di sebuah SMP negeri di Denpasar dengan pelaku anak berinisial AP dan NPCDD hingga berujung korban melaporkan pelaku,” kata Kabid Humas Polda Bali, Kombes Ariasandy, dalam keterangannya kepada infoBali, Sabtu (10/5/2025).

Kasus tersebut sebelumnya viral di media sosial dengan narasi si siswi SMP menjadi korban bullying lantaran statusnya sebagai anak yatim. Namun, kasus tersebut ternyata dipicu uang kas kelas.

Ariasandy mengatakan, kejadian berawal saat Y sebagai bendahara kelas menagih uang kas ke semua teman sekelasnya. Ketika giliran AP ditagih, ia merasa kondisi keuangannya diremehkan oleh Y, sehingga terjadi adu mulut antara keduanya.

NPCDD yang mencoba melerai justru menjadi sasaran kemarahan AP. NPCDD malah diancam dan dianiaya AP agar tidak ikut campur. Akibatnya, NPCDD mengalami sejumlah luka.

“Selain menjambak rambut, korban dipukul dan ditendang oleh anak yang berhadapan dengan hukum (AP). Sehingga korban mengalami luka cakar pada bagian leher, luka pada bagian bibir dan lebam pada bagian betis,” kata Ariasandy.

Tak terima dengan perlakuan AP, NPCDD melaporkan kejadian itu ke orang tuanya. Orang tuanya kemudian melaporkan ke polisi.

“Kami sudah lakukan interogasi terhadap pelapor dan korban. Juga melakukan pulbaket (pengumpulan bahan dan keterangan) terhadap pihak sekolah,” katanya.

Berakhir Damai

Kasus tersebut kini berakhir damai dengan kesepakatan yang ditandatangani orang tua AP dan orang tua NPCDD. “Dari hasil mediasi, orangtua korban dan pelaku sepakat untuk berdamai dengan perjanjian,” kata Ariasandy.

Ariasandy mengatakan, mediasi dilakukan di SMP PGRI 7 Denpasar pada Sabtu pukul 12.00 Wita. Ada polisi, orang tua AP dan NPCDD, serta para guru. Hasilnya, mereka bersepakat damai dengan sejumlah syarat.

Syaratnya, AP dan orang tuanya meminta maaf kepada NPCDD dan orang tuanya. Mereka berjanji tidak mengulangi lagi perbuatannya tersebut. Jika perkelahian itu terjadi lagi, maka siswi yang terlibat akan akan diproses hukum.

“Tentunya kami semua sangat menyesalkan kejadian ini. Kami mengimbau kepada para orang tua dan guru mari kita bersama awasi anak-anak kita. Jangan sampai hal serupa terulang kembali,” kata Ariasandy.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *