Produser sekaligus penulis skenario film, Andi Bachtiar Yusuf, meminta pemerintah dapat membantu memberikan posisi yang jelas untuk para sineas di Indonesia agar tidak kalah bersaing dengan film atau serial dari luar negeri terutama Korea.
Pernyataan itu muncul ketika ditanyai awak media terkait naiknya film dan serial drama Korea di Indonesia dalam acara Bali International Film Festival di The Meru Sanur, Sabtu (7/6/2025).
Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.
“Kan sering kami dibebankan membawa budaya Indonesia tapi budaya yang mana lagi, karena kita kan budaya lokalnya banyak,” kata Andi.
Menurutnya, film Korea bisa laris di Indonesia karena menawarkan budayanya ke luar negeri. Sehingga itu menjadi daya tarik penonton untuk menonton film tersebut.
“Sampai hari ini produk ekspor terbesar mereka adalah film dan sekarang Hollywood hampir selalu bawa karakter Korea,” ungkapnya.
Ia bercerita ketika menghadiri acara pameran syuting. Kala itu booth dari luar negeri memberikan rancangan anggaran yang jelas untuk kebutuhan syuting sebuah film.
“Tapi ketika di booth Indonesia pertanyaannya adalah tax rebait, mereka nggak bisa jawab karena memang bukan bagian dari Kemenbud tapi kan ada Kemenkeu ini yang membuat film jadi complicated,” ungkapnya.
Selain itu, biaya syuting di lokasi pariwisata seperti Raja Ampat juga terbilang tinggi. Dia menyarankan agar Kementerian Kebudayaan dapat bekerja sama dengan kementerian lainnya.
“Mumpung kebudayaan ini ada kementerian sendiri punya kekuatan untuk melakukan kerja sama paralel dengan kementerian lain,” ujar Andi.