Sia-siap! Tenganan Pegringsingan Festival Digelar 21-23 Juni 2025

Posted on

Tenganan Pegringsingan Festival atau Tenganan Pegrisingan Culture Festival akan digelar pada 21-23 Juni 2025. Festival ini merupakan salah satu pertunjukkan budaya dari Desa Tenganan, Karangasem, yang tidak boleh terlewatkan.

Festival ini menghadirkan prosesi perang pandan yang telah menjadi tradisi unik dari desa ini. Penasaran seperti apa Tenganan Pegringsingan Festival ini? Yuk, simak informasi berikut!

Tenganan Pegringsingan Festival merupakan sebuah festival tahunan yang diadakan di Desa Tenganan Pegringsingan, Manggis, Karangasem, Bali. Pada 2025, festival ini akan berlangsung selama tiga hari dari tanggal 21 hingga 23 Juni 2025.

Festival budaya ini menghadirkan salah satu tradisi terkenal dari Desa Tenganan Pegringsingan yaitu perang pandan atau Mekare-kare. Tradisi ini merupakan upacara persembahan untuk menghormati para leluhur dan juga Dewa Indra yang merupakan Dewa Perang.

Selain menampilkan prosesi perang pandan, festival ini juga dibentuk sebagai wadah promosi UMKM di Kabupaten Karangasem. Oleh karena itu, terdapat sejumlah UMKM yang akan ikut serta dalam perayaan festival ini. Berbagai workshop dan lomba juga diadakan pada festival ini, yang juga disertai beragam hiburan menarik lainnya.

Desa Tenganan Pegringsingan merupakan salah satu desa tua di Kabupaten Karangasem yang masih kental akan budaya dan tradisi. Tradisi Mekare-kare merupakan salah satu tradisi tahunan yang unik dari desa ini dan sering dijadikan tontonan bagi wisatawan.

Dikutip dari laman Pemerintah Provinsi Bali, Mekare-kare atau perang pandan dilakukan sebagai bentuk upacara persembahan dalam menghormati para leluhur dan Dewa Indra. Ritual-ritual yang diadakan meliputi manyunan, dimana semua wanita muda (daha) berpakaian dengan kain gringsing, yang merupakan produk kerajinan dari desa ini, disertai perlengkapan lainnya.

Para daha yang mengenakan kain gringsing duduk di ayunan ritual kuno yang kemudian diputar oleh para pria muda (teruna). Ayunan ini menjadi simbol dari siklus kehidupan, dimana para pemuda desa ini akan meneruskan estafet kehidupan ke generasi berikutnya.

Setelah ritual manyunan, maka ritual dilanjutkan dengan perang pandan. Upacara ini dilakukan di depan salah satu paviliun bale petemuan, sebuah panggung yang disiapkan untuk pertempuran. Di sini, para teruna menghadapi lawan secara bergantian dengan daun pandan berduri di satu tangan dan perisai rotan di tangan lainnya.

Upacara ini diiringi dengan gamelan selonding yang sakral yang menandakan dimulainya pertarungan. Para prajurit akan berebut dan bergulat untuk mencabik-cabik kulit lawan dengan duri-duri pandan yang tajam.

Nah, itulah informasi terkait Tenganan Pegrisingan Culture Festival. Jangan lupa untuk menyaksikannya langsung ya, infoers!

Apa Itu Tenganan Pegringsingan Festival?

Mengenal Tradisi Mekare-kare

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *