Proyek shortcut Singaraja-Mengwitani kembali berlanjut. Shortcut titik 9 dan 10 dipastikan segera memasuki tahap groundbreaking yang dijadwalkan pada 7 Januari 2026.
Proyek ini menjadi bagian penting dalam penuntasan konektivitas darat Bali utara dan Bali selatan.
“Groundbreaking-nya tanggal 7 Januari,” kata Gubernur Bali Wayan Koster saat ditemui di Turyapada Tower, Sabtu (27/12/2025).
Pantauan di lapangan menunjukkan aktivitas alat berat sudah mulai beroperasi di Desa Gitgit. Lokasi tersebut nantinya menjadi lintasan shortcut titik 9 dan 10. Koster menegaskan, aktivitas penggalian yang dilakukan saat ini masih merupakan tahap awal persiapan sebelum peletakan batu pertama.
“Galian yang dilakukan sekarang itu persiapan untuk titik 9 dan 10,” ujarnya.
Koster mengungkapkan, nilai anggaran pembangunan shortcut titik 9 dan 10 mencapai lebih dari Rp 700 miliar. Besarnya anggaran tersebut disebabkan konstruksi shortcut yang dilengkapi sejumlah jembatan dengan struktur berat.
“Anggarannya besar karena jembatannya banyak dan jembatannya berat-berat. Karena itu pengerjaannya direncanakan berlangsung selama dua tahun hingga 2027,” tegasnya.
Ia menambahkan, pembangunan shortcut titik 9 dan 10 dibiayai sepenuhnya oleh APBN. Sementara itu, proses pembebasan lahan menjadi tanggung jawab Pemerintah Provinsi Bali.
“Khusus titik 9 dan 10, pembebasan lahannya sudah tuntas seluruhnya,” jelas Koster.
Sementara itu, pembangunan shortcut titik 11 dan 12 direncanakan menyusul pada 2028.
Sebagai informasi, proyek shortcut Singaraja-Mengwitani merupakan proyek strategis untuk memangkas waktu tempuh antara Bali Utara dan Bali Selatan. Infrastruktur ini diharapkan mampu mendorong pemerataan pembangunan sekaligus mempercepat pertumbuhan ekonomi di Bali Utara.






