Tim etik fakultas dan Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual Unud telah melakukan investigasi terkait kasus tersebut. Hasilnya, Sergio terbukti mengambil foto serta rekaman visual korban yang bernuansa seksual tanpa izin. Rektor Unud, I Ketut Sudarsana, menegaskan bahwa tindakan pelaku tidak mencerminkan karakter insan akademik yang unggul, mandiri, dan berbudaya.
Kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh Sergio terbongkar setelah mantan kekasihnya membocorkan sejumlah bukti, termasuk tangkapan layar yang menunjukkan fail foto korban tersimpan di ponsel Sergio. Salah satu korban, KB, mengungkapkan bahwa Sergio sudah melakukan aksinya sejak sekolah menengah atas di Jakarta.
Sergio diduga mengambil tangkapan layar dari akun Instagram para korban tanpa izin lalu menyuntingnya menjadi foto vulgar menggunakan bot AI. Foto-foto korban yang semula sopan diedit menjadi tidak berbusana. KB juga menyatakan bahwa jumlah korban Sergio bisa mencapai sekitar 200 orang, meskipun tidak semua korban mengenal Sergio secara pribadi.
Dalam sidang kode etik yang digelar FEB Unud, Sergio mengakui bahwa jumlah korban lebih banyak daripada yang melapor. Hingga saat ini, Sergio belum memberikan penjelasan terkait kasus tersebut.