Warung makan Pak Mangku di depan Pura Segara, Padangbai, Karangasem, Bali, selalu jadi rebutan. Pepes dan sate ikan laut yang dijual di warung sederhana ini ludes terjual hanya dalam waktu dua jam sejak dibuka.
Berdasarkan pantauan, pembeli sudah menunggu di warung sebelum jam buka. Tak sedikit yang memesan terlebih dahulu demi mendapatkan pepes kepala ikan yang jumlahnya terbatas.
Warung yang berada tepat di pinggir pantai ini hanya menyediakan tempat duduk sederhana. Sebagian pembeli yang tak kebagian kursi memilih lesehan sambil menikmati deburan ombak.
“Saya sudah 4 kali ke sini, setiap mau ke sini pasti pesan dulu sebelumnya supaya dapat pepes kepala ikannya. Itu favorit saya,” kata Made Agus Nopiana, Minggu (10/8/2025).
Warung mulai buka pukul 11.00 Wita. Begitu dibuka, pembeli langsung memadati area pemesanan. Namun, meski sudah memesan sebelumnya, pembeli pepes kepala ikan tetap harus menunggu karena proses pemanggangan.
Untuk porsi biasa, pembeli mendapat nasi, dua pepes, dua tusuk sate, sayur, bumbu kacang, dan sambal matah seharga Rp 20 ribu.
Rasa pepes dan sate disebut gurih dan enak. Perpaduan bumbu yang pas membuat sebagian pelanggan tak tahan untuk langsung mencicipi sate atau pepes yang masih di panggangan.
“Untuk pembeli porsi biasa bisa langsung dapat, karena kami sebelumnya juga bawa sate dan pepes yang sudah matang dari rumah supaya tidak kewalahan,” kata Ni Komang Rani, keponakan pemilik warung, Pak Mangku Cemeh atau I Ketut Suriata.
Sate atau pepes juga dijual terpisah seharga Rp 5 ribu per potong pepes atau dua tusuk sate. Bahan utama berasal dari ikan laut seperti marlin dan tumpek, dengan total penggunaan sekitar 26 kilogram ikan per hari.
“Kalau untuk pepes kepala ikan, memang stoknya terbatas karena dapatnya susah. Jadi biasanya harus pesan terlebih dahulu kalau pesan langsung di sini pasti nggak dapat. Untuk harga sekitar Rp 70 ribu-Rp 100 ribu tergantung ukurannya,” ujar Rani.
Warung Pak Mangku berdiri sejak 10 tahun lalu dan tak pernah sepi pembeli. Popularitasnya meningkat setelah viral di media sosial. Kini, pembeli datang tak hanya dari Karangasem, tapi juga dari luar Bali seperti Lombok dan Surabaya.
“Saat weekend kadang nggak sampai 2 jam sudah habis, saking banyaknya pembeli yang datang, kami juga kadang sampai kewalahan melayani,” ucap Rani.
Soal omzet, Rani enggan merinci. Namun, ia mengaku bisa meraup sekitar Rp 5 juta per hari, tergantung jumlah sate dan pepes yang terjual.
Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.