Pria inisial IMA (39) asal Kelurahan Tegalcangkring, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, meninggal dengan diagnosis suspek rabies. IMA mengembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Umum (RSU) Negara setelah sempat mengeluh sesak napas dan takut air. Data yang didapatkan infoBali, IMA meninggal pada Selasa (23/12/2025) pukul 13.51 Wita akibat gagal napas.
IMA awalnya digigit anjing peliharaannya sendiri sekitar tiga bulan lalu. Gigitan tersebut mengenai tumit kaki dan telapak tangan kanan IMA. Bukannya melapor ke fasilitas kesehatan (faskes), IMA justru membunuh anjingnya dan membuangnya ke sungai.
“Keluarga sebenarnya sudah menyarankan korban untuk ke puskesmas. Namun, pasien menolak dengan alasan luka sedikit dan tidak ada keluhan,” ungkap Kabid Keswan-Kesmavet Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana, I Gusti Ngurah Putu Sugiarta, saat dikonfirmasi infoBali, Senin (29/12/2025).
IMA tidak mendapatkan Vaksin Anti Rabies (VAR) selama tiga bulan pasca-gigitan. Kondisi kesehatan IMA mulai drop pada 22 Desember 2025 dengan gejala panas dingin. Ia kemudian dilarikan ke RS Balimed Negara pada 23 Desember karena nyeri tenggorokan hebat saat menelan air. Meski sempat dirawat, IMA memilih pulang paksa atau atas permintaan sendiri pada pagi harinya.
“Karena kondisi yang makin memburuk, korban akhirnya dibawa ke RSU Negara dengan gejala yang makin khas mengarah ke rabies, termasuk hidrofobia dan aerofobia atau pasien tidak berani terkena air dan angin serta kesulitan menelan (disfagia),” papar Sugiarta.
Menindaklanjuti kasus ini, tim epidemiologi Puskesmas I Mendoyo telah melakukan penelusuran. Sebagai langkah antisipasi, istri dan anak korban yang sempat melakukan kontak erat kini diberikan VAR.
Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.
“Masyarakat kami ingatkan untuk segera mendatangi puskesmas terdekat jika mengalami gigitan Hewan Penular Rabies (HPR), sekecil apa pun luka yang dialami,” pinta Sugiarta.






