Sekwan Ngaku Dipaksa Terima Honorer Titipan Ketua DPRD Manggarai Timur

Posted on

Sekretaris Dewan (Sekwan) DPRD Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), Thobias Suman, melaporkan Ketua DPRD Manggarai Timur, Salesius Medi, ke Polres Manggarai Barat, Badan Kehormatan DPRD Manggarai Timur, dan PDIP. Pelaporan dilakukan atas dugaan penghinaan yang terjadi dalam forum Rapat Dengar Pendapat (RDP) DPRD Manggarai Timur pada 29 April 2025.

Thobias mengungkapkan bahwa dugaan penghinaan itu terjadi karena ia menolak sejumlah permintaan dari Salesius sebelum RDP digelar.

Menurut Thobias, Salesius sempat memintanya mencairkan dana renovasi rumah dinas Ketua dan Wakil Ketua DPRD Manggarai Timur. Namun permintaan itu ditolak karena prosedur anggaran belum dijalankan.

“Kejadian (RDP) tanggal 29 April 2025 itu, sebelum itu Salesius Medi meminta pencairan uang rehab rumah dinas ketua dan wakil ketua. Dia memaksa untuk melakukan pencairan uang untuk rehab dua rumah dinas itu, yaitu rumah dinas ketua dan rumah dinas wakil ketua,” ungkap Thobias, Kamis (12/6/2025).

Thobias menyebut, saat permintaan pencairan itu disampaikan, Salesius mengaku telah lebih dulu merenovasi dua rumah dinas tersebut. Namun Thobias menolak mencairkan dana karena belum menetapkan pejabat pembuat komitmen (PPK) sebagai syarat administratif anggaran.

“Dia bilang ‘saya sudah kerjakan, saya sudah rehab, supaya segera dicairkan uangnya’. Saya waktu itu sebagai sekwan/pengguna anggaran bingung, karena saya belum menetapkan PPK, tiba-tiba sudah minta pencairan uang,” ungkapnya.

Selain terkait pencairan dana renovasi, Thobias juga menolak permintaan Salesius untuk mengganti sejumlah tenaga honorer sekretariat DPRD Manggarai Timur dengan orang-orang yang direkomendasikan oleh Salesius.

“Dia menyampaikan kepada saya untuk mengangkat empat orang tenaga securiti, empat orang tenaga cleaning service,” ungkap Thobias.

Thobias menyebut, Salesius juga menyuruhnya memberhentikan empat tenaga harian lepas (THL) yang masih aktif dan menggantikan lima orang yang lulus seleksi PPPK dengan orang baru.

“Juga dia menyuruh saya memberhentikan empat orang THL yang masih aktif untuk digantikan dengan orang baru yang sudah dia siapkan dan menyuruh saya menggantikan lima orang yang lulus PPPK dengan orang baru yang sudah dia siapkan,” lanjut dia.

Permintaan itu ditolak Thobias karena bertentangan dengan aturan pemerintah yang melarang pengangkatan tenaga honorer baru. Saat itulah, menurutnya, Salesius mengucapkan kata-kata yang dianggap menghina.

“Saya sampaikan ke dia, Pa ketua, sudah ada aturan melarang pengangkatan tenaga honorer baru. Lalu dia katakan, ‘mana kau punya aturan itu, nanti saya injak kau seperti binatang’,” ungkap Thobias.

Thobias menegaskan penghinaan dari Salesius bukan kali pertama ia alami. Ia menyebut sikap serupa juga pernah ditunjukkan saat ia menolak pengangkatan honorer titipan Salesius sebelumnya. Karena itu, ia memilih jalur hukum dan menolak penyelesaian secara kekeluargaan.

“Apapun bentuk pendekatan yang dilakukan berkaitan dengan kasus ini, tetap saya tidak akan terima. Karena ini bukan pertama kali, tetapi perbuatan yang sudah sering dilakukan oleh Salesius Medi, baik terhadap saya maupun terhadap staf saya di sekretariat waktu itu,” tandas Thobias.

Hingga berita ini ditulis, Salesius belum merespons permintaan konfirmasi. Panggilan telepon tidak diangkat, dan pesan WhatsApp yang sudah dibaca belum dijawab.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *