Sekolah Rakyat di Tabanan Resmi Dibuka, Terima 75 Siswa Kurang Mampu

Posted on

Program Sekolah Rakyat (SR) jenjang SMP dari Kementerian Sosial di Bali dipusatkan di Sentra Mahatmiya, Desa Banjaranyar, Kecamatan Kediri, Tabanan. Sebanyak 75 siswa dari keluarga kurang mampu diterima pada hari registrasi dan orientasi, hari ini.

Kepala Sentra Mahatmiya Bali, Sri Wibowo, menjelaskan program SR ini digelar serentak di 63 titik di seluruh Indonesia. Khusus di Tabanan, siswa berasal dari empat kabupaten, yakni Tabanan 61 siswa, Buleleng 7 siswa, Kota Denpasar 4 siswa, dan Badung 3 siswa.

Sri Wibowo menyebut jumlah siswa di Bali terbilang kecil dibandingkan wilayah lain. Hal ini disesuaikan dengan daya tampung Sentra Mahatmiya.

“Kegiatan pertama hari ini yakni registrasi, dan cek kesehatan untuk memastikan mereka siap. Ketika ada siswa yang sakit atau mendapat perawatan khusus maka dilakukan terapi,” ujar Sri Wibowo, Senin (14/7/2025).

Setelah registrasi, para siswa akan mengikuti masa pengenalan lingkungan sekolah. Langkah ini penting karena mereka datang dari berbagai daerah.

“Selain itu untuk mengenalkan Sekolah Rakyat itu seperti apa. Termasuk pengenalan kurikulum belajar,” tegasnya.

Sri Wibowo menambahkan, kurikulum di SR sama seperti sekolah formal pada umumnya. Bedanya, SR menambahkan pendidikan karakter dan life skill bagi para siswa.

“Jadi mereka tinggal disini sampai tamat selama tiga tahun belajar, ya semacam tinggal di asrama. Kami tetap berikan akses dan fasilitasi kepada orang tua yang ingin mengunjungi anak-anaknya,” kata Sri Wibowo.

Salah satu orang tua siswa, I Wayan Yuliarta, mengaku sangat terbantu dengan adanya Sekolah Rakyat. Yuliarta yang berprofesi sebagai petani gula aren ini mendaftarkan putrinya, Ni Luh Della Puspita Sari, yang berasal dari Desa Belimbing, Kecamatan Pupuan.

“Sekolah ini sangat meringankan beban para orang tua yang tidak mampu,” katanya.

Yuliarta juga tidak khawatir anaknya harus tinggal di lokasi selama menempuh pendidikan.

“Karena anak saya memang mau sekolah disini. Dan dia juga tahu orang tuanya tidak mampu. Lagipula temannya satu SD di rumah juga sekolah disini,” ujarnya.

Yuliarta mengetahui program ini dari perangkat desa. Ia berharap putrinya bisa terus sekolah hingga meraih cita-citanya.

“Dia punya cita-cita ingin bekerja di kapal pesiar,” tandasnya.

Orang Tua Siswa Terbantu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *