SDN Tenau Kupang Disegel Pemilik Lahan, Siswa Trauma dan Takut Sekolah

Posted on

“Memang setelah penyegelan itu, anak-anak takut masuk sekolah karena trauma. Tetapi saya bersama teman-teman guru sampaikan kepada mereka supaya jangan takut lagi karena aktivitas belajar dan mengajar pasti normal kembali,” ujar Kepala Sekolah SDN Tenau, Agustens Letik, saat diwawancarai infoBali di sekolah, Selasa (15/7/2025).

Agustens menjelaskan sebelum penyegelan itu, Jhon sempat melayangkan somasi kepada Walikota Kupang Christian Widodo, Kapolresta Kupang Kota Kombes Djoko Lestari, Kapolsek Alak AKP Albert Mabel, dan sejumlah pihak.

Menurut Agustens, setelah somasinya tak direspons, Jhon langsung melakukan penyegelan di gerbang sekolah dan ruang para guru pada Jumat (11/7/2025) hingga Senin (14/7/2025).

“Setelah saya telusuri ternyata surat somasinya sudah masuk ke pihak-pihak yang ditujukan. Saya lalu melaporkan kepada Kabag Hukum dan Kabag Tatapem untuk dapat pertimbangan. Tetapi setelah Jumat sore, itu dia datang langsung segel dan memasang kuitansi pembelian dan lain-lain,” jelas Agustens.

Agustens mengungkapkan penyegelan itu dipicu karena Jhon berdalih bahwa tanah yang digunakan untuk membangun sekolah tersebut belum dibayar sama sekali atau tidak ada ganti rugi. Salah satu anggota DPRD Kota Kupang yang saat itu dijabat Kristian Baitanu meminta izin kepada Jhon untuk membangun sekolah tersebut pada 2012 dengan perjanjian akan ada ganti rugi.

Namun, setelah diusulkan ke Pemerintah Kota (Pemkot) Kupang untuk melunasi biaya ganti rugi, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyatakan bahwa tanah tersebut merupakan milik negara. Akhirnya tidak ada pembayaran kerugian hingga saat ini.

“Pemicunya adalah belum ada ganti rugi sejak pembangunan sekolah ini. Sudah pergantian Walikota dari zaman Pak Jonas Salen, Jefri Riwu Kore, hingga saat ini belum bisa,” ungkap Agustens.

Meski demikian, Agustens mengaku penyegelan tersebut sudah dibuka kembali setelah Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kupang, Dumuliahi Djami, bersama sejumlah pejabat turun tangan hingga saat ini aktivitas siswa dan guru kembali normal seperti biasanya.

“Kemarin setelah Pak Kadis turun langsung aman sampai sekarang. Jadi kami sebagai guru dan anak-anak juga tidak merasa terganggu lagi,” pungkas Agustens.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *