Sandiaga Sebut Ekonomi Bali Masih Tangguh meski Okupansi Hotel Menurun

Posted on

Mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, menilai perekonomian Bali masih tangguh meski okupansi hotel menurun. Ia mengungkapkan jumlah wisatawan yang pelesiran ke Pulau Dewata justru meningkat.

Menurut Sandiaga, para turis yang berkunjung dan menginap di Bali kini memiliki beragam pilihan. “Mereka tidak hanya menginap di hotel, tapi juga memilih vila dan akomodasi lain melalui platform digital,” ujarnya saat ditemui di Nusa Dua, Bali, Kamis (22/5/2025).

Sandiaga mengatakan fenomena ini perlu dikelola dengan baik agar tingginya kunjungan wisatawan tetap memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat Bali. Ia menekankan pentingnya legalitas maupun sertifikasi bagi usaha akomodasi wisata agar tetap dalam pengawasan.

“Jangan sampai peningkatan kunjungan wisatawan tidak berdampak pada ekonomi Bali. Meski mereka tidak menginap di hotel, akomodasi pilihan mereka juga harus memberikan kontribusi,” imbuh politikus PPP itu.

Ia lantas menyinggung munculnya kekhawatiran akibat perlambatan ekonomi global. Sandianga menilai perekonomian Bali melalui industri pariwisatanya masih menggeliat.

“Berdasarkan data dari Bali Tourism World, belum ada penurunan dalam pembayaran pajak dari sektor hotel, restoran, kafe, maupun kegiatan lainnya,” ungkapnya.

Sebelumnya, para pelaku industri perhotelan di Bali mengeluhkan tingkat okupansi menurun. Padahal, wisatawan asing yang pelesiran ke Pulau Dewata meningkat.

Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali membeberkan penyebab turunnya okupansi hotel sejak awal tahun. Rata-rata okupansi hotel di Bali pada awal 2025 menurun sekitar 10-20 persen dari angka 60 sampai 70 persen. Total, ada sekitar 150 ribu kamar hotel di Bali.

Sekjen PHRI Bali Perry Marcus menduga hal ini disebabkan oleh banyaknya turis yang menginap di akomodasi ilegal. Ia menyebut banyak turis asing yang menginap di perumahan yang dialihfungsikan sebagai hotel dan vila. Akomodasi ini tidak terdaftar dan tak membayar pajak.

“Ternyata wisatawan ini menginap di akomodasi-akomodasi (ilegal) yang tadi sudah disampaikan. Jadi, mereka terserap ke sana,” ujar Perry dalam pertemuan di kantor Dinas Pariwisata Bali, Senin (28/4/2025).

“Ini sangat memukul karena dengan turunnya okupansi, seperti data dari Bali Hotel Association, mereka akhirnya mode bertahap hidup menjual kamar dengan harga turun,” ujar dia.

Wisatawan Meningkat, tapi Okupansi Hotel Menurun