Sampah Menggunung Sebulan di Pasar Gunungsari, Warga Keluhkan Bau Busuk

Posted on

Ratusan ton sampah di Pasar Gunungsari, Kecamatan Gunung Sari, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), dikeluhkan warga. Pasalnya sampah tersebut sudah satu bulan menumpuk hingga mengeluarkan bau busuk.

“Setiap hari memang ini diangkut sama truk itu, cuma kan kurang ini. Sampahnya lebih banyak yang masuk ke sini ketimbang yang diangkut,” kata Nuraini, warga yang tinggal dekat Pasar Gunungsari, Selasa (5/8/2025).

Namun, Nuraini mengatakan armada pengangkut tersebut harus bekerja secara manual karena tidak ada alat berat yang membantu. Sehingga dinilai lambat dan membuat sampah tetap menumpuk.

“Mungkin ada satu bulan lebih alat berat itu nggak ke sini, makanya dia (menumpuk) begini,” ucap Nuraini.

Nuraini menyebut jika tumpukan sampah itu terus dibiarkan, maka dikhawatirkan bisa menyebabkan penyakit karena bau busuknya yang sangat menyengat. Terlebih jika hujan turun.

Ia juga khawatir jika permasalahan ini tidak segera ditangani. Pasalnya beberapa waktu lalu tumpukan sampah tersebut sempat terbakar hingga mengeluarkan kepulan asap yang mengganggu pernapasan.

“Dia ke bakar sendiri. Takut juga kami, (sampah) ikut terbakar bangunan sama kabel didekatnya itu,” ujar Nuraini.

Nuraini meminta Pemkab Lombok Barat segera menangani persoalan ini. Sebab, lama kelamaan sampah tersebut ditakutkan melebihi kapasitas dari seharusnya.

“Kalau ada yang mau datangkan alat berat itu, nggak papa dah nanti kami yang beliin bensin. Nanti saya juga yang kasih (pekerja) makan,” imbuh Nuraini.

Sementara itu, Kabid Pengolahan Sampah dan Limbah B3 Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Lombok Barat, Mupahir, menyampaikan penanganan sampah di pasar itu telah dilakukan. Hanya saja, sampah tidak saja berasal dari pasar melainkan dari warga sekitar sehingga makin hari kian menumpuk.

“Karena itu, sampah di Pasar Gunungsari itu pun menumpuk lagi. Apalagi, jika terlambat ditangani maka penumpukan sampah kian menggunung,” jelasnya.

Sampah yang menumpuk ini juga, menurut Mupahir, disebabkan kurangnya armada pengangkut dan alat berat yang tersedia. Ditambah beberapa alat berat rusak parah.

“Ada yang rusak juga. Kami upayakan untuk tahun ini pengadaan alat berat sama truk baru,” pungkas Mupahir.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *