Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS LB) Bank NTT berlangsung panas dan alot hingga dini hari, Kamis (15/5/2025). Meski membahas empat kandidat Direktur Utama (Dirut), para pemegang saham tak kunjung mencapai kata sepakat.
Hasilnya, tidak ada satu pun calon yang terpilih sebagai Dirut definitif. Pantauan infoBali, rapat yang digelar sejak Rabu (14/5) sore di Aula Fernandez, Kantor Gubernur NTT, itu berlangsung tertutup dan penuh perdebatan antar pemegang saham.
Setelah pembahasan panjang dan negosiasi alot, rapat hanya menyepakati dua nama untuk diajukan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai calon Dirut Bank NTT, yakni Charli Paulus dan Yohanes Landu Praing. Yohanes saat ini menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Dirut Bank NTT.
Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena, selaku Pemilik Saham Pengendali (PSP), menyebut seleksi pejabat Bank NTT tahun ini diikuti oleh 27 orang. Mereka melamar untuk berbagai jabatan strategis.
“Sebanyak 13 orang melamar untuk direksi, 4 orang melamar untuk direktur utama, 2 orang melamar Komisaris Utama dan 9 orang melamar Komisaris Independen. Jadi kira-kira yang mendaftarkan ada 27 orang karena ada satu orang melamar untuk dua jabatan,” jelas Laka Lena.
Hasil RUPS LB menyepakati Doni H Heta Hubun, mantan pejabat BI Kupang, sebagai Komisaris Utama. Sementara Frans Gana kembali dipercaya sebagai Komisaris Independen.
“Dan sudah memutuskan Komisaris Utama Pak Doni, mantan perwakilan Bank Indonesia di Kupang, Frans Gana Komisaris Independen,” ujarnya.
Karena belum ada kesepakatan mutlak, para pemegang saham akhirnya sepakat mengusulkan dua nama ke OJK, Charli Paulus dan Yohanes Landu Praing. Proses seleksi akhir kini berada di tangan regulator.
“Untuk Direktur Operasional dan SDM kami ajukan juga Pak Yohanes Landu Praing, kemudian Direktur Kepatuhan ada Ibu Revi dari Bank Jatim, Direktur IT Pak Sonny Pelokilla, Direktur Dana Siti Aksa, Direktur Kredit Pak Alosius Geok,” papar Laka Lena.
Sambil menunggu proses di OJK, RUPS LB memutuskan memperpanjang masa jabatan Plt Dirut kepada Yohanes Landu Praing.
“Kami juga tadi sudah putuskan untuk perpanjangan masa jabatan Plt Pak Umbu Praing sampai pada penetapan dari OJK dan pelantikan,” tambahnya.
Drama RUPS LB tidak berhenti di situ. Beberapa keputusan sebelumnya juga dibatalkan. Salah satunya menyangkut perwakilan Bank Jatim yang awalnya diajukan sebagai Direktur Kredit, namun kemudian digeser ke posisi Direktur Kepatuhan sesuai permintaan Bank Jatim.
“Ada beberapa pembatalan juga hasil kali lalu bahwa Direktur Kredit dari Bank Jatim sudah kami putuskan diubah karena Bank Jatim mintanya di Direktur Kepatuhan,” ungkapnya.
Selain itu, dua nama calon komisaris yang sebelumnya telah lolos seleksi, yakni Sekda NTT Kosmas Lana dan Allo Liliwery, juga dibatalkan karena masa seleksi mereka sudah berakhir pada 6 Mei 2025.
“Kemudian Komisaris yang kali lalu Pak Kosmas Lana dan Pak Allo Liliwery juga karena sudah selesai 6 Mei 2025 kemarin, maka kami tadi sudah batalkan juga dalam keputusan RUPS LB tadi,” tandasnya.
Bupati Alor, Iskandar Lakamau, yang juga merupakan pemegang saham Bank NTT, membenarkan bahwa dua nama calon Dirut telah disepakati untuk diajukan ke OJK.
“Tadi ada dua nama yakni Charli Paulus dan juga Yohanes Landu Praing. Kedua nama ini yang akan diusulkan ke OJK untuk ditentukan direktur utamanya,” ujarnya.