Rumah Kos di Bali: Dari Fasilitas Kolam Renang hingga Kosongan

Posted on

Rumah kos berkelir krem di Jalan Giri Puspa F5, Kelurahan Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, Bali, itu bernama Thapleuk Residence. Sebuah kolam renang dan sebuah kursi gantung berada di kos dengan tarif sewa Rp 3,3 juta hingga Rp 3,7 juta per bulan tersebut.

Pemilik Thapleuk Residence, Jessica Natalia, menerangkan kos-kosan tersebut berdiri sejak 2017. Ia membeli properti itu seharga Rp 3,5 miliar dari pemilik sebelumnya pada 2022 dengan cara mencicil (KPR).

Kondisi bangunan tersebut ketika dibeli Jessica sedikit berbeda meski denahnya hampir sama. Saat itu tidak ada dapur bersama, ruang santai bersama, dan kolam renang di sisi timur kos-kosan tersebut.

Semula, Jessica pun bermaksud menyulap bangunan itu menjadi toko. Namun, hal tersebut urung dilakukan dan dia memilih untuk melanjutkan fungsi bangunan itu sebagai rumah kos.

Jessica juga tetap mempertahankan nama Thapleuk Residence. “Thapleuk (tapaleuk) itu bahasa Kupang (Nusa Tenggara Timur), artinya jalan-jalan,” tuturnya kepada infoBali, Rabu (23/4/2025).

Jessica semula memungut tarif sewa Rp 1,8 juta per bulan. Ia kemudian menaikkan tarif sewa menjadi Rp 2,5 juta per bulan hingga kini menjadi Rp 3,7 juta per bulan.

Rumah kos milik Jessica menawarkan sejumlah fasilitas untuk para penghuninya. Salah satunya kolam renang yang berhadapan dengan bangunan kos. Tiap kamar juga bisa ditinggali dua orang dewasa dan satu anak.

Jessica juga menyediakan jasa pembersih kamar satu kali dalam sepekan. “Sebagai ibu kos, tetap harus peduli dengan kosnya karena kami kan jual jasa, jual tempat,” ujar perempuan asal Palembang itu.

Biaya sewa yang dibayarkan penghuni kos juga sudah termasuk internet, televisi, kamar mandi dalam, kulkas, dan furnitur. Ada pula ruang santai dan dapur bersama di sisi selatan kolam renang.

Fasilitas di dalam kamar antara lain dapur, tempat cuci piring, hingga balkon. Tak ketinggalan ruang khusus untuk menjemur pakaian. Adapun, Thapleuk Residence memiliki 10 kamar.

Fasilitas lainnya adalah tempat parkir yang cukup menampung beberapa motor dan tiga mobil. Selain itu, masih ada tanah kosong di sisi barat yang disediakan untuk parkir mobil bagi penghuni kos.

Jessica mengeklaim Thapleuk Residence diminati oleh warga negara asing (WNA). Padahal, saat awal membuka rumah kos tersebut ia belum berani menerima penghuni kos orang asing.

Jessica baru berani menerima anak kos WNA pada tahun kedua. Salah satunya adalah warga Inggris yang dikenai biaya sewa Rp 3,7 juta per bulan.

Selain itu, ada juga satu kamar yang sudah dipesan oleh warga Rusia. Jessica juga sudah berkomunikasi dengan satu calon anak kosnya yakni warga Australia.

“Ada warga Rusia yang booking satu kamar untuk Mei 2025. Ada lagi satu, orang Australia yang mau lihat kamar,” ungkapnya.

Jessica mengatakan sudah ada sekitar 30 orang yang keluar masuk sejak tahun kedua mengelola kos. Mereka antara lain berasal dari Korea Selatan, Rusia, dan Inggris.

Jessica tidak memandang latar belakang anak kosnya selama peraturan di hunian itu ditaati. Salah satunya adalah tidak membuat kegaduhan di Thapleuk Residence.

Jessica pun meraup cuan Rp 300 juta per tahun dari bisnis kos-kosan tersebut. Adapun, biaya operasional merawat kos-kosan itu mencapai Rp 7 juta per bulan.

Jessica optimistis Thapleuk Residence bisa menjadi pendapatan pasif baginya. Meski, penghasilan Rp 300 juta per tahun itu belum mengembalikan modalnya saat membeli properti tersebut. “Untuk jangka panjang, cukup (menjanjikan) untuk passive income,” imbuhnya.

Salah satu penghuni Thapleuk Residence adalah Chris Agustina. Perempuan berusia 44 tahun itu tak keberatan membayar kosan jutaan rupiah demi hunian yang nyaman.

“Di sini itu anteng banget karena yang paling penting adalah sepi. Apalagi bagi pekerja kan butuh ketenangan ketika sudah tidak bekerja,” kata perempuan asal Bogor, Jawa Barat, yang tinggal di Thapleuk Residence sejak 17 April 2024.

Lain Jessica lain lagi dengan Wahidah. Perempuan berusia 54 tahun itu membangun tiga kamar kos dan satu rumah kontrakan di tanah sewa di Jalan Sedap Malam, Denpasar.

Wahidah menyewakan kamar kos tanpa furnitur atau kosongan itu mulai dari Rp 600 ribu sampai Rp 900 ribu. Besaran tarif sewa itu bergantung dari ukuran kamar. Misalkan, untuk kamar kos Rp 900 ribu per bulan itu memiliki dua ruang dan kamar mandi. Sedangkan kos Rp 600 dan Rp 700 ribu hanya memiliki satu ruang serta kamar mandi.

Wahidah pun mendapatkan cuan dari sewa properti itu. Ia lalu membagi pemasukan itu seperti penghasilan dari sewa kos Rp 600 ribu ia simpan untuk dana darurat. Adapun, duit Rp 700 ribu untuk membeli kebutuhan dapur serta cuan Rp 900 ribu dari satu kamar kos lainnya untuk biaya sekolah putrinya.

Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *