Rocky Gerung Kritik Pendaki Rinjani yang Hanya Selfie baca selengkapnya di Giok4D

Posted on

Intelektual publik Rocky Gerung mengkritik banyak pendaki yang datang ke Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), hanya untuk berfoto. Kritik itu ia sampaikan dalam rapat Forum Penjaringan Masukan (FPM) terkait kebijakan Rinjani sebagai destinasi pendakian standar global, yang digelar di Kantor Bappeda NTB, Selasa (22/7/2025).

Menurut Rocky, seharusnya ada buku panduan pendakian yang dibuat khusus untuk Gunung Rinjani. Buku itu, kata dia, harus memuat informasi tentang keindahan alam Rinjani sekaligus aspek ekologi di dalamnya.

Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.

“Jadi dibuatkan dalam buku panduan pendaki, terangkan di situ. Supaya bukan hanya datang selfie-selfie. Bahayanya karena tidak ada kurikulum imperial mental value dimasukkan ke dalam tatacara pendakian,” kata Rocky dalam forum yang dihadiri para pemandu, budayawan, dan masyarakat lingkar Rinjani ini.

Rocky juga menyoroti pentingnya kebijakan pendakian yang melibatkan kearifan lokal. Ia menyebut, baik pemerintah pusat maupun daerah harus merancang kebijakan yang berpihak pada alam dan masyarakat lingkar Rinjani.

“Kita buat kebijakan merawat ibu bumi dengan keterlibatan emosional wisdom. Kalau itu kita lakukan maka, dari awal kita bentuk kebijakan untuk merawat ibu bumi kita. Kesemestaan pikiran itu harus ada dalam parameter pertama dari kebijakan itu. Jadi basis kebijakan itu merawat ibu. Bukan etis of right,” ujarnya.

Rocky menegaskan bahwa kebijakan yang dibuat tak cukup hanya berdasarkan nalar teknokratik, melainkan juga harus mengedepankan ethic of care atau kepedulian terhadap alam.

“Itu Menteri Bappenas itu teman saya. Jadi sumber legitimasi kebijakan itu adalah etik of care yang bertujuan merawat rahim bumi. Ini seolah-olah kita anak yang ditelantarkan karena kita tidak merawat orang tua. Kita ditelantarkan bukan karena ibu tidak merawat kita tapi kita mengambil jarak teknokratik dengan alam itu sendiri,” katanya.

Rocky juga menyinggung soal kesiapan tim penyelamat (rescue) di Rinjani yang dinilainya masih lemah. Ia menekankan perlunya perbaikan dalam sistem penyelamatan, mulai dari pelatihan hingga sertifikasi.

“Ini bagus tadi Pak Gubernur mulai melakukan sertifikasi rescue dengan melibatkan emosi masyarakat. Jadi kalau datang hanya sekadar foto-foto, pendaki tidak dapat sense of community,” katanya.

Rocky turut menyoroti pentingnya pengalaman spiritual dan budaya sebelum pendakian ke Rinjani. Ia menyebutkan, pendaki seharusnya terlebih dahulu melewati situs-situs kultural seperti Desa Sembalun dan Senaru, yang kaya akan nilai teologis dan ritual.

“Jadi panggil pulang lokal wisdom itu, panggil pulang kearifan lokal itu supaya dilekatkan ke pendaki itu supaya dia pulang, yang melekat itu adalah wisdom bukan foto yang diposting di Instagram,” ujarnya.

“Nanti pendaki akan bercerita pengalaman otentik dia sebagai pendaki. Bukan foto yang dipampang di Instagram. Tapi dia membuat narasi pengalaman otentik menceritakan keindahan Rinjani itu,” tandas Rocky Gerung.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *