Pengamat politik Rocky Gerung mendorong pemerintah membuat kurikulum tentang ekologi untuk anak sekolah dasar (SD). Hal itu bertujuan agar para siswa bisa memahami timbal balik manusia dengan lingkungan sekitarnya sejak dini.
Hal itu diungkapkan Rocky saat menghadiri rapat Forum Penjaringan Masukan (FPM) terkait kebijakan Rinjani sebagai destinasi pendakian standar global, yang digelar di Kantor Bappeda NTB, Mataram, Selasa (22/7/2025).
“Sebentar lagi manusia itu dianggap pengganggu di bumi. Jadi, kurikulum ekologi itu mesti harus jadi panduan pertama anak SD. Mereka harus baca teori-teori ekologi dari awal,” ujar Rocky.
Rocky lantas mencontohkan pengetahuan tentang sungai yang dapat diajarkan kepada anak SD melalui kurikulum ekologi. Menurutnya, sungai tak hanya tentang aliran air dari pegunungan ke lautan.
“Kita ajarkan konsep kimianya. Semua sungai yang mengalir ke laut itu adalah sisa-sisa sungai vertikal yang naik ke pohon. Pohon menghisap karbon menjadi oksigen dan diproduksi,” ujar pengurus pusat Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) itu.
Sebelumnya, Rocky Gerung mengkritik banyak pendaki yang datang ke Gunung Rinjani hanya untuk berfoto. Menurut Rocky, seharusnya ada buku panduan pendakian yang dibuat khusus untuk Gunung Rinjani. Buku itu memuat informasi tentang keindahan alam Rinjani sekaligus aspek ekologi di dalamnya.
“Jadi dibuatkan dalam buku panduan pendaki, terangkan di situ. Supaya bukan hanya datang selfie-selfie. Bahayanya karena tidak ada kurikulum imperial mental value dimasukkan ke dalam tatacara pendakian,” kata Rocky.
Rocky juga menyoroti pentingnya kebijakan pendakian yang melibatkan kearifan lokal. Menurutnya, pemerintah pusat maupun daerah harus merancang kebijakan yang berpihak pada alam dan masyarakat lingkar Rinjani.
“Kalau itu kita lakukan, maka dari awal kita bentuk kebijakan untuk merawat ibu bumi kita. Kesemestaan pikiran itu harus ada dalam parameter pertama dari kebijakan itu. Jadi basis kebijakan itu merawat ibu,” ujarnya.