Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati resmi melantik Letjen Djaka Budhi Utama sebagai Direktur Jenderal (Dirjen) Bea dan Cukai yang baru. Pelantikan ini mencatat sejarah, sebab Djaka menjadi perwira militer aktif pertama dalam 37 tahun terakhir yang menjabat posisi tersebut.
Dikutip infoFinance dari Media Keuangan Kemenkeu dalam artikel bertajuk Mengurai Sejarah Lembaga Bea Cukai, Jumat (23/5/2025), instansi Bea Cukai berdiri sejak 1946 dan telah dipimpin puluhan orang. Pimpinan pertama Bea Cukai adalah Mr. Raden Abdoerachim Kartadjoemena.
Sepanjang sejarahnya, hanya dua perwira militer pernah menjabat sebagai Dirjen Bea Cukai. Pertama adalah Wahono, yang menjabat pada 1981-1983. Wahono diketahui telah pensiun dari dinas militer sejak 1978, sehingga menjabat posisi Dirjen dalam status sipil.
Kedua adalah Brigjen Drs. Hardjono, yang menjabat pada 1986-1988. Penunjukannya saat itu dimaksudkan untuk memperkuat pengawasan dan menekan berbagai penyelewengan di tubuh Bea Cukai.
Kini, Letjen Djaka Budhi Utama menjadi perwira militer ketiga yang mengisi jabatan tersebut.
Letjen Djaka Budhi Utama lahir di Jakarta pada 9 November 1967. Ia merupakan lulusan SMA Negeri 39 Jakarta (1986) dan Akademi Militer (1990).
Selama kariernya, Djaka pernah menduduki sejumlah posisi strategis di pemerintahan. Ia menjabat sebagai Deputi Bidang Koordinasi Politik Dalam Negeri di Kemenko Polhukam pada 2021-2023. Selanjutnya, ia menjadi Staf Khusus Panglima TNI pada 2023, dan terakhir dipercaya sebagai Sekretaris Utama Badan Intelijen Negara (BIN).
Penunjukan Letjen Djaka sebagai Dirjen Bea Cukai memicu polemik karena ia disebut-sebut masih aktif sebagai anggota TNI. Namun, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memastikan bahwa Djaka telah pensiun dari militer.
“Purnawirawan, jadi nggak ada masalah, sudah selesai, jadi purnawirawan,” ujar Airlangga kepada wartawan di Kementerian Keuangan, Jakarta.
Artikel ini telah tayang di infoFinance. Baca selengkapnya