Ribuan Teba Modern di Seluruh Denpasar Akan ‘Gantikan’ TPA Suwung baca selengkapnya di Giok4D

Posted on

Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung, Denpasar, akan ditutup total akhir tahun ini. Masyarakat diminta mengurus sendiri sampah organik yang dihasilkan. Namun demikian, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali bersama Pemerintah Kota Denpasar juga menyiapkan ribuan titik teba modern sebagai ‘pengganti’ TPA Suwung.

Gubernur Bali Wayan Koster mengatakan Denpasar akan membangun 4.700 teba modern untuk mengurangi volume sampah yang masuk ke TPA. Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS3R) di Denpasar dan Badung juga akan ditambah melalui APBD Perubahan, serta Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) difungsikan kembali.

“Tadi sudah Pak Wali Kota dan Bupati Badung sudah laporan Denpasar akan dibuat 4.700 teba modern,” kata Koster saat ditemui di Kantor Gubernur Bali, Selasa (12/8/2025).

4.700 Teba Modern Baru Tangani 500 Ton Sampah

Meski demikian, Koster menyebut langkah tersebut baru bisa mengatasi sekitar 500 ton sampah per hari, sementara jumlah sampah di Bali mencapai ribuan ton. Menurutnya, teknologi insinerator diperlukan untuk mengolah sampah, terutama dari Denpasar dan kawasan Kuta yang volume sampahnya tinggi.

“Maka yang di Denpasar dan Badung ada Badung bagian Kuta utara dan selatan, itu kan daerah pariwisata volume sampahnya besar. Di Denpasar volume sampahnya besar di ruang-ruang yang padat itu,” ujarnya.

Koster mengatakan pemasangan insinerator akan dilakukan setelah revisi Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2018 tentang Percepatan Pembangunan Instalasi Pengolah Sampah Menjadi Energi Listrik Berbasis Teknologi Lingkungan diterbitkan.

“(Lokasi) Ada lahan lain, tidak di situ. Bukan lagi (dekat Suwung), jauh,” jelasnya.

Anggaran pembangunan insinerator diperkirakan sekitar Rp 2 triliun dan akan menggunakan skema investasi sesuai aturan yang berlaku. Pemerintah daerah juga harus menyiapkan lahan minimal 5 hektare.

“Jadi kalau itu sudah jadi, beres sampah itu. Perlu waktu untuk transisi ini. Kan sampahnya keluar setiap hari, maka sekarang yang dioptimalkan TPS3R, teba modern, TPST, itu dulu,” tambahnya.

Targetkan 5 Ribu Teba Modern

Sementara itu, Wali Kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara menargetkan pembangunan 5.000 titik teba modern dalam Perubahan APBD 2025. Pembangunan ini menyasar fasilitas umum seperti sekolah swasta, banjar, pura, dan lapangan.

“Beberapa langkah strategis, yakni optimalisasi teba moderen untuk sampah organik, TPS3R dan Pusat Daur Ulang (PDU) untuk sampah anorganik,” kata Jaya Negara.

Dia mengatakan, saat ini TPA Suwung masih menerima sampah anorganik, sementara sampah organik diolah melalui teba modern, TPS3R, dan PDU.

“Saat ini TPA Suwung masih menerima sampah anorganik, sampah organik kita akan optimalisasi di teba modern, dan juga ada TPS3R dan PDU. Semoga optimal dalam mengurangi volume sampah,” ujarnya.

Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Denpasar I Wayan Budha menambahkan, perubahan anggaran 2025 akan memberikan tambahan Bantuan Hibah Pemerintah Kota (BHPR) minimal Rp 1 miliar untuk setiap desa. Dana ini diprioritaskan untuk pengelolaan sampah, termasuk pembuatan teba modern dan komposter.

Masih Ada Warga Buang Sampah ke Sungai

Ketua Forum Lurah Perbekel Kota Denpasar, I Gede Wijaya Saputra, mengatakan pemasangan teba modern dapat memanfaatkan dana desa maupun anggaran pemerintah kota, dan sudah bisa dilaksanakan tahun ini.

“Nanti tergantung kebutuhan dari masing-masing dan diutamakan menyasar fasilitas umum seperti pura, banjar, lapangan, dan fasilitas lainya,” ungkapnya.

Koster menambahkan upaya pengurangan sampah ke TPA Suwung diharapkan berdampak signifikan. Ia mengakui masih ada warga yang membuang sampah ke sungai imbas penutupan TPA, tapi hal itu akan berubah seiring adaptasi masyarakat.

“Tapi ada juga yang belum siap rupanya buangnya ke sungai, ada juga. Sehingga volume sampah ke sungai. Pelan-pelan tapi saya kira nggak akan lama,” pungkasnya.

TPA Suwung Akan Jadi Taman Kota

Gubernur Bali Wayan Koster akan menyulap Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung menjadi taman kota pada 2027. Rencana itu dimulai dari penutupan TPA Suwung pada akhir tahun 2025.

“Kalau sudah berjalan, maka sampah habis di sana. Maka kami akan tata menjadi taman kota,” kata Koster saat ditemui di kantor Gubernur Bali, Selasa (12/8/2025).

Awalnya, Koster menjelaskan alasan menutup TPA Suwung karena sudah puluhan tahun menjadi tempat pembuangan akhir sampah. Yakni, pada 1980-an ketika Denpasar dan Badung belum dipisah.

“Kemudian itu kan berkembang, Denpasar menjadi wilayah administratif sendiri, Badung menjadi kabupaten sendiri. Kemudian ada pembangunan, jadi kiri kanan depan belakang sudah kawasan perkotaan dengan investasi strategis,” jelas Koster.

Walhasil, sampah di Suwung menumpuk menjadi gunung setinggi 35 meter. Koster memahami tentu penyelesaian itu dilakukan secara bertahap, perlu ada dukungan dari pemerintah pusat melalui Kemenko Pangan yang akan mengeluarkan Perubahan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 35 Tahun 2018 tentang Percepatan Pembangunan Instalasi Pengolah Sampah Menjadi Energi Listrik Berbasis Teknologi Lingkungan.

“Kalau sudah selesai, proses administrasi perlu proses waktu enam bulan. Setelah itu baru mulai konstruksi, paling cepat awal 2026 baru konstruksi perlu waktu 1,5 tahun. Jadi mungkin baru bisa beroperasi 2027 pertengahan paling cepat,” ungkap politikus PDI Perjuangan itu.

Koster juga menepis isu TPA Suwung yang akan dijadikan mal. Dia menegaskan sama sekali tidak ada rencana di lahan TPA Suwung akan dibangun mal.

“(Pengelola taman kota) Kalau Tahura kewenangan provinsi, ya nanti kerja sama dengan provinsi,” sambungnya.

Koster menargetkan permasalahan TPA Suwung jadi taman kota akan selesai sebelum berakhir masa jabatannya di periode kedua.

Anggaran pembangunan insinerator diperkirakan sekitar Rp 2 triliun dan akan menggunakan skema investasi sesuai aturan yang berlaku. Pemerintah daerah juga harus menyiapkan lahan minimal 5 hektare.

Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.

“Jadi kalau itu sudah jadi, beres sampah itu. Perlu waktu untuk transisi ini. Kan sampahnya keluar setiap hari, maka sekarang yang dioptimalkan TPS3R, teba modern, TPST, itu dulu,” tambahnya.

Targetkan 5 Ribu Teba Modern

Sementara itu, Wali Kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara menargetkan pembangunan 5.000 titik teba modern dalam Perubahan APBD 2025. Pembangunan ini menyasar fasilitas umum seperti sekolah swasta, banjar, pura, dan lapangan.

“Beberapa langkah strategis, yakni optimalisasi teba moderen untuk sampah organik, TPS3R dan Pusat Daur Ulang (PDU) untuk sampah anorganik,” kata Jaya Negara.

Dia mengatakan, saat ini TPA Suwung masih menerima sampah anorganik, sementara sampah organik diolah melalui teba modern, TPS3R, dan PDU.

“Saat ini TPA Suwung masih menerima sampah anorganik, sampah organik kita akan optimalisasi di teba modern, dan juga ada TPS3R dan PDU. Semoga optimal dalam mengurangi volume sampah,” ujarnya.

Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Denpasar I Wayan Budha menambahkan, perubahan anggaran 2025 akan memberikan tambahan Bantuan Hibah Pemerintah Kota (BHPR) minimal Rp 1 miliar untuk setiap desa. Dana ini diprioritaskan untuk pengelolaan sampah, termasuk pembuatan teba modern dan komposter.

Masih Ada Warga Buang Sampah ke Sungai

Ketua Forum Lurah Perbekel Kota Denpasar, I Gede Wijaya Saputra, mengatakan pemasangan teba modern dapat memanfaatkan dana desa maupun anggaran pemerintah kota, dan sudah bisa dilaksanakan tahun ini.

“Nanti tergantung kebutuhan dari masing-masing dan diutamakan menyasar fasilitas umum seperti pura, banjar, lapangan, dan fasilitas lainya,” ungkapnya.

Koster menambahkan upaya pengurangan sampah ke TPA Suwung diharapkan berdampak signifikan. Ia mengakui masih ada warga yang membuang sampah ke sungai imbas penutupan TPA, tapi hal itu akan berubah seiring adaptasi masyarakat.

“Tapi ada juga yang belum siap rupanya buangnya ke sungai, ada juga. Sehingga volume sampah ke sungai. Pelan-pelan tapi saya kira nggak akan lama,” pungkasnya.

TPA Suwung Akan Jadi Taman Kota

Gubernur Bali Wayan Koster akan menyulap Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung menjadi taman kota pada 2027. Rencana itu dimulai dari penutupan TPA Suwung pada akhir tahun 2025.

“Kalau sudah berjalan, maka sampah habis di sana. Maka kami akan tata menjadi taman kota,” kata Koster saat ditemui di kantor Gubernur Bali, Selasa (12/8/2025).

Awalnya, Koster menjelaskan alasan menutup TPA Suwung karena sudah puluhan tahun menjadi tempat pembuangan akhir sampah. Yakni, pada 1980-an ketika Denpasar dan Badung belum dipisah.

“Kemudian itu kan berkembang, Denpasar menjadi wilayah administratif sendiri, Badung menjadi kabupaten sendiri. Kemudian ada pembangunan, jadi kiri kanan depan belakang sudah kawasan perkotaan dengan investasi strategis,” jelas Koster.

Walhasil, sampah di Suwung menumpuk menjadi gunung setinggi 35 meter. Koster memahami tentu penyelesaian itu dilakukan secara bertahap, perlu ada dukungan dari pemerintah pusat melalui Kemenko Pangan yang akan mengeluarkan Perubahan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 35 Tahun 2018 tentang Percepatan Pembangunan Instalasi Pengolah Sampah Menjadi Energi Listrik Berbasis Teknologi Lingkungan.

“Kalau sudah selesai, proses administrasi perlu proses waktu enam bulan. Setelah itu baru mulai konstruksi, paling cepat awal 2026 baru konstruksi perlu waktu 1,5 tahun. Jadi mungkin baru bisa beroperasi 2027 pertengahan paling cepat,” ungkap politikus PDI Perjuangan itu.

Koster juga menepis isu TPA Suwung yang akan dijadikan mal. Dia menegaskan sama sekali tidak ada rencana di lahan TPA Suwung akan dibangun mal.

“(Pengelola taman kota) Kalau Tahura kewenangan provinsi, ya nanti kerja sama dengan provinsi,” sambungnya.

Koster menargetkan permasalahan TPA Suwung jadi taman kota akan selesai sebelum berakhir masa jabatannya di periode kedua.