Ribuan Sapi Antre di Gili Mas, Peternak Lombok Timur Khawatir Harga Anjlok

Posted on

Peternak di Lombok Timur khawatir antrean panjang di Pelabuhan Gili Mas, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), berimbas pada harga sapi kurban menjelang Hari Raya Idul Adha. Saat ini, truk-truk yang mengangkut ribuan sapi antre berhari-hari untuk menyeberang. Sapi-sapi tersebut hendak dikirim ke wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).

“Saya khawatir berpengaruh pada harga jual sapi saya, apalagi rencana nanti saya jual ketika mendekati hari Raya Idul Adha, biasanya agak mahal harga jualnya,” ujar Saefudin, salah satu peternak sapi asal Desa Lenek Baru, Kecamatan Lenek, Lombok Timur, ketika ditemui infoBali di kandang sapi miliknya, Kamis (24/4/2025) sore.

Saefudin menceritakan selama dua tahun menjadi peternak sapi belum pernah mengirim langsung sapi ke luar pulau. Paling jauh ke Pasar Hewan Masbagik, Lombok Timur. Namun, bisa jadi sapi yang dijualnya dikirim oleh saudagar hewan ternak ke luar NTB.

“Biasanya saudagar sapi langsung yang datang ke rumah untuk membeli, kadang saya jual ke pasar hewan di Masbagik,” ujar Saep, sapaannya.

Mahrupin (41), peternak lainnya, juga khawatir ribuan sapi yang tertahan di Pelabuhan Gili Mas akan berimbas pada harga jual sapi di tingkat lokal jika tak cepat ada solusi dari pemerintah.

“Meskipun sapi-sapi tersebut berasal dari Kota Bima, itu pasti akan memengaruhi harga jual di sini juga, karena harga sapi saat ini agak murah, beda dengan tahun lalu menjelang Idul Adha biasanya harga jual sapi akan lebih mahal,” kata Mahrupin di tempat yang sama.

Terpisah, Burhan (44), peternak asal Desa Bebidas, Kecamatan Wanasaba, prihatin dengan kondisi ribuan sapi yang tertahan di pelabuhan. Apalagi, ada sapi yang mati dan lainnya lemas kelelahan.

“Ada videonya itu saya lihat sapinya ada yang mati, saya kasihan melihatnya,” tutur Burhan.

Burhan mengungkapkan tiga hari lalu terpaksa menjual sapinya dengan harga sangat murah karena penyakit mulut dan kuku (PMK). Seekor sapi yang dia beli seharga Rp 8 juta harus dijual dengan harga Rp 3 juta. Walhasil, Burhan rugi besar.

“Tinggal satu ekor sapi, makanya saya berharap supaya harganya nanti tidak anjlok gara-gara penumpukan sapi-sapi di Pelabuhan Gili Mas, apalagi ini sudah mendekati Idul Adha, jangan sampai kami merugi,” tandas Burhan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *