Pemerintah Indonesia merespons peringatan keras yang disampaikan China kepada negara-negara yang melakukan negosiasi tarif dengan Amerika Serikat (AS). Indonesia sendiri baru saja melakukan negosiasi tersebut dengan delegasi dipimpin Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
Airlangga menegaskan Indonesia menjalin komunikasi dengan semua negara, termasuk China, namun pembahasan negosiasi tarif dilakukan secara bilateral dan terbatas hanya antara dua negara.
“Kami dengan pemerintah China ada komunikasi juga, jadi ini merupakan komunikasi atau negosiasi yang sifatnya bilateral tidak menyangkut negara lain,” kata Airlangga di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, dilansir dari infoFinance, Selasa (29/4/2025).
“Pembahasan itu selalu bilateral. Jadi antara Indonesia dan AS tidak ada pembicaraan dengan negara lain. Karena ini bilateral, bukan multilateral,” lanjutnya.
Begitu pula ketika Indonesia bicara dengan China. Semua dilakukan secara bilateral, tidak ada sangkut paut AS di dalamnya. “Sama seperti kami saat bicara dengan China. Tak ada pembicaraan soal negara lain,” beber Airlangga.
Peringatan China sendiri datang apabila negosiasi negara-negara lain dengan AS berpotensi merugikan kepentingannya, termasuk negosiasi antara AS dengan Indonesia. Bahkan China menyatakan akan melakukan tindakan balasan kepada negara-negara tersebut jika dinilai merugikannya.
Pernyataan tersebut dikeluarkan oleh Kementerian Perdagangan China merespon rencana Presiden AS Donald Trump yang akan menggunakan negosiasi tarif untuk menekan mitra dagang AS agar membatasi hubungan mereka dengan Tiongkok.
“Tiongkok dengan tegas menentang pihak mana pun yang mencapai kesepakatan dengan mengorbankan kepentingan Tiongkok. Jika hal itu terjadi, Tiongkok tidak akan menerimanya dan akan mengambil tindakan balasan secara tegas dan sepadan,” kata Kementerian Perdagangan Tiongkok, Senin (21/4/2025).
Artikel ini telah tayang di infoFinance. Baca selengkapnya