Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumba Barat mencatat sebanyak 161 jiwa dari 42 kepala keluarga (KK) terdampak kebakaran dahsyat yang melanda 28 rumah adat di Kampung Waru Wora, Desa Patiala Bawa, Kecamatan Lamboya, Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT). Ratusan warga itu kini mengungsi ke rumah tetangga.
“Warga yang terdampak saat ini masih bertahan di lokasi kebakaran, mereka tinggal di rumah-rumah tetangga yang tidak ikut terbakar,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Sumba Barat, Antonius Kabba, kepada infoBali, Sabtu (6/12/2025).
Antonius menjelaskan personel BPBD Sumba Barat sudah mendatangi lokasi kebakaran dan mendistribusikan bantuan berupa makanan, minuman, serta kebutuhan pokok lainnya. Selain itu, penanganan medis dan obat-obatan ditangani oleh Rumah Sakit Pratama (RSP) Hobakalla.
“Kebutuhan pokok sudah kami distribusikan untuk sementara waktu sampai pasca pemulihan. Setelah itu baru kami serahkan bantuan stimulan untuk rehabilitasi,” jelas Antonius.
Antonius menuturkan ratusan warga terdampak tersebut termasuk anak-anak sekolah. Ia memastikan tidak ada ibu hamil, ibu menyusui, maupun balita yang terdampak kebakaran dahsyat tersebut.
Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.
“Hanya anak-anak saja yang terdampak. Kalau ibu hamil dan lain-lain itu tidak ada. Hari ini juga mereka sudah dirikan tenda darurat,” terang Antonius.
Antonius akan berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumba Barat terkait rencana pembangunan kembali rumah-rumah adat yang terbakar itu. Sebab, Kampung Adat Waru Wora merupakan situs budaya yang menyimpan nilai sejarah dan tradisi masyarakat Lamboya.
“Kami masih koordinasi lagi dengan Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif karena itu merupakan kampung situs sejarah. Jadi, kami dari BPBD hanya sementara waktu memberikan sumbangan stimulan saja,” pungkas Antonius.
Diketahui, terdapat sebanyak 36 rumah adat berbentuk menara beratap ilalang dengan dinding kayu serta bambu di Kampung Adat Waru Wora. Dari jumlah tersebut, sebanyak 26 unit hangus total dan dua lainnya terbakar sebagian akibat peristiwa kebakaran yang terjadi pada Jumat (5/12) itu.
Antonius menuturkan ratusan warga terdampak tersebut termasuk anak-anak sekolah. Ia memastikan tidak ada ibu hamil, ibu menyusui, maupun balita yang terdampak kebakaran dahsyat tersebut.
“Hanya anak-anak saja yang terdampak. Kalau ibu hamil dan lain-lain itu tidak ada. Hari ini juga mereka sudah dirikan tenda darurat,” terang Antonius.
Antonius akan berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumba Barat terkait rencana pembangunan kembali rumah-rumah adat yang terbakar itu. Sebab, Kampung Adat Waru Wora merupakan situs budaya yang menyimpan nilai sejarah dan tradisi masyarakat Lamboya.
“Kami masih koordinasi lagi dengan Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif karena itu merupakan kampung situs sejarah. Jadi, kami dari BPBD hanya sementara waktu memberikan sumbangan stimulan saja,” pungkas Antonius.
Diketahui, terdapat sebanyak 36 rumah adat berbentuk menara beratap ilalang dengan dinding kayu serta bambu di Kampung Adat Waru Wora. Dari jumlah tersebut, sebanyak 26 unit hangus total dan dua lainnya terbakar sebagian akibat peristiwa kebakaran yang terjadi pada Jumat (5/12) itu.
