Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Bali, Ni Putu Putri Suastini, mewadahi para desainer busana untuk menggairahkan ekosistem mode atau fashion di Pulau Dewata. Menurut Putri Suastini, support system mode akan terangkat ketika para desainernya diberikan wadah berkreasi.
“Ibu sudah membuktikan itu. Satu orang desainer ibu ajak, tetapi yang benar-benar punya kemauan untuk mandiri, bisnisnya sudah ada sesungguhnya, ibu tinggal ngawasin saja ini, (akhirnya) jadi,” kata Putri Suastini saat ditemui infoBali di Rumah Jabatan Gubernur Bali, Jaya Sabha, Denpasar, Rabu (7/5/2025).
Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.
Ketika seorang desainer diberi wadah, jelas Putri Suastini, maka dia akan memesan kain kepada para penenun untuk mewujudkan desain busananya. Ia akan memengaruhi penenun kainnya agar dibuatkan kain sesuai kebutuhan, baik dari segi motif, warna, dan sebagainya.
Pengaruh desainer kepada penenun akan memunculkan motif kain yang tidak biasa. Bahkan, kain-kain yang muncul bisa sangat berbeda dengan motif yang sudah ada sebelumnya. “Yang tadinya hanya konvensional biasa, kain-kain endek yang motifnya sudah biasa dari dahulu ke dahulu, sekarang yang muncul itu adalah yang nuansa berbeda-beda,” ungkap istri Gubernur Bali Wayan Koster itu.
Selain penenun, seorang desainer yang diberi wadah juga memerlukan tukang jahit, payet, bordir, dan sebagainya. Walhasil, masyarakat yang mempunyai keahlian dalam berbagai bidang di ekosistem dunia mode juga ikut bergairah.
Tak berhenti di situ, menurut Putri Suastini, ketika desainer memperkenalkan atau memasarkan produknya ke publik lewat fashion show, maka model-model beserta agensinya akan turut terpakai. “Anak-anak model kita akan terangkat,” cetusnya.
Selain model, kala desainer membuat acara fashion show, koreografer dan pemusik juga akan hidup. Oleh karena itu, dengan memberikan wadah kepada desainer busana, support system dunia mode juga akan ikut terangkat.
“Ibu ingin supaya desainer dan support system-nya terangkat semua, beri mereka ruang, beri mereka wadah, beri mereka support dana tidak langsung,” jelas Putri Suastini.
Putri Suastini mengungkapkan sudah mewadahi para desainer fashion sejak periode pertama sebagai Ketua Dekranasda Bali. Ia sudah menemukan dua desainer yang mapan, yakni Made Adi Mariana dengan merek Taksu Design dan Ida Ayu Karang, pemilik jenama Body & Mind.
Selain itu, ada dua desainer lain yang diberi wadah, yakni Kadek Dode Moneko dengan jenama Wastara dan Komang Lusi Damayanti, pemilik merek Lusi Damai. Keempat desainer ini telah diajak fashion show ke Paris, Prancis.
“Yang periode lalu ibu sudah ajak fashion show ke Paris,” tutur perempuan yang juga menjabat Ketua Tim Penggerak Pembina Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Bali itu.