Protes Pemprov NTB, Warga Lombok Barat Tanam Pohon di Jalan Berlubang

Posted on

Warga menanam pohon pisang di tengah jalan berlubang di Desa Kuripan, Kecamatan Kuripan, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB). Hal itu dilakukan sebagai bentuk protes terhadap Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB yang tidak kunjung memperbaiki jalan rusak tersebut sejak 2017.

Kepala Desa Kuripan, Hasbi, mengungkapkan warganya sudah bertahun-tahun mengeluhkan kondisi jalan rusak tersebut. Menurutnya, warga berencana menggeruduk kantor Gubernur NTB jika jalan provinsi itu tak diperbaiki dalam sebulan ke depan.

“Karena jalan ini sudah lama dikeluhkan masyarakat. Jika satu bulan ke depan tidak diperbaiki, maka kami sepakat untuk menggeruduk kantor Gubernur NTB,” ujar Hasbi, Rabu (29/10/2025).

Hasbi menyayangkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB tak pernah melirik kondisi jalan rusak di wilayah desanya. Padahal, dia berujar, ruas jalan itu menjadi akses warga menuju kantor bupati Lombok Barat hingga pasar tradisional terdekat.

“Persoalannya kan bukan dari tahun ini, tapi semenjak 2017. Kami sudah bersurat, bahkan saya sudah sampaikan di Musrenbang tingkat kabupaten. Namun, sampai sekarang belum juga diantensi,” ungkap Hasbi.

Hasbi menjelaskan ruas jalan sepanjang 1,5 kilometer (km) tersebut juga menjadi akses warga untuk menuju ke rumah sakit daerah. Bahkan, jalan itu dilalui anak-anak saat pergi bersekolah setiap hari.

“Kami tidak berbicara pembangunan secara utuh, paling tidak ada inisiatif dari pihak Provinsi untuk menambal jalan ini,” imbuhnya.

Hasbi mengatakan dirinya bersama warga sudah berupaya melakukan perbaikan terhadap jalan tersebut. Masyarakat, dia berujar, rela patungan untuk menambal jalan yang kondisinya rusak parah.

“Sebelumnya warga sampe swadaya buat beli semen untuk menambal jalan-jalan berlubang ini. Tapi kan kita tahu sendiri kekuatan semen tidak bertahan lama,” keluhnya.

Salah seorang warga yang tinggal di pinggir jalan rusak itu turut menyampaikan keluhannya. Ia menyebut kondisi jalan itu membahayakan warga hingga kerap mengakibatkan kecelakaan. Terutama saat malam hari karena tidak ada penerangan.

“Sering terjadi kecelakaan di sini sampai orang dirawat di rumah sakit,” tutur perempuan yang enggan disebutkan namanya itu.

Hasbi menjelaskan ruas jalan sepanjang 1,5 kilometer (km) tersebut juga menjadi akses warga untuk menuju ke rumah sakit daerah. Bahkan, jalan itu dilalui anak-anak saat pergi bersekolah setiap hari.

“Kami tidak berbicara pembangunan secara utuh, paling tidak ada inisiatif dari pihak Provinsi untuk menambal jalan ini,” imbuhnya.

Hasbi mengatakan dirinya bersama warga sudah berupaya melakukan perbaikan terhadap jalan tersebut. Masyarakat, dia berujar, rela patungan untuk menambal jalan yang kondisinya rusak parah.

“Sebelumnya warga sampe swadaya buat beli semen untuk menambal jalan-jalan berlubang ini. Tapi kan kita tahu sendiri kekuatan semen tidak bertahan lama,” keluhnya.

Salah seorang warga yang tinggal di pinggir jalan rusak itu turut menyampaikan keluhannya. Ia menyebut kondisi jalan itu membahayakan warga hingga kerap mengakibatkan kecelakaan. Terutama saat malam hari karena tidak ada penerangan.

“Sering terjadi kecelakaan di sini sampai orang dirawat di rumah sakit,” tutur perempuan yang enggan disebutkan namanya itu.