Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Badung akhirnya memulai program Bimbingan Belajar (Bimbel) Bahasa Inggris Gratis di Balai Banjar, Selasa (20/5/2025). Program itu serentak dimulai di 62 titik atau seluruh desa/kelurahan di Gumi Keris.
Bupati Badung, I Wayan Adi Arnawa, melihat langsung proses belajar anak-anak dari sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah pertama (SMP) sekaligus membuka peluncuran program itu di Wantilan Pura Dalem Karang Dalem, Desa Bongkasa Pertiwi, Kecamatan Abiansemal. Adi juga menyapa para peserta di masing-masing kecamatan secara online.
Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.
“Wah semua sudah fasih sekali berbahasanya. Kelihatan dari cara pengucapannya. Semoga anak-anak terus semangat ya,” ucap Adi Arnawa menyapa para peserta secara online itu.
Kemampuan berbahasa asing, jelas Adi Arnawa, merupakan kebutuhan strategis masyarakat dalam menghadapi globalisasi. Ia bercita-cita agar masyarakat bisa mudah bersaing di tingkat internasional dengan menguasai bahasa asing.
“Saya harap anak-anak Badung punya daya saing. Bahasa Inggris ini jadi jendela dunia. Bagaimanapun juga, tidak akan ada sekat lagi ketika masyarakat Badung fasih berbahasa asing. Kita harus realistis berpikir bahwa bahasa ini diperlukan untuk bersaing di internasional,” terang Adi Arnawa.
Program Bimbel Bahasa Inggris Gratis di Balai Banjar, tutur Adi Arnawa, dihadirkan tidak semata-mata untuk melupakan bahasa daerah sebagai jati diri budaya. Di sisi lain, program Bimbel Bahasa Inggris Gratis ini jadi bekal masa depan anak-anak Badung, sekaligus memotivasi agar terus menambah wawasan.
Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (Disdikpora) Badung, I Gusti Made Dwipayana, mengatakan sebanyak 124 orang dilibatkan sebagai tutor yang siap mengajar di 62 titik lokasi. Jadwal belajar akan dilakukan tiap akhir pekan. Masing-masing banjar dapat menerima 24 orang setingkat SD untuk kelas pemula dan 24 anak tingkat lanjut untuk SMP.
“Jika ada (jumlah peserta) yang lebih, kenapa tidak. Kami tetap bisa menampung dan itu bagus. Artinya ada semangat dari anak-anak sendiri, mereka mau sadar sendiri ikut belajar,” kata Dwipayana.
Dwi mengakui program ini baru bisa diadakan di 62 titik alias satu desa satu banjar. Penambahan lokasi akan dilakukan secara bertahap. Dwi juga menegaskan, suasana nyaman bisa dirasakan anak-anak ketika bimbel dilakukan di balai banjar.
Menurut Dwi, suasana yang informal nan santai bisa menciptakan nuansa belajar yang menyenangkan sekaligus pembelajaran tetap efektif. Selain itu, pemanfaatan balai banjar sebagai pusat kegiatan sosial dan budaya masyarakat Bali tetap terus hidup.