Prada Lucky Chepril Saputra Namo meninggal dunia setelah menjadi korban bullying atau perundungan dan penganiayaan senior sesama prajurit. Perundungan itu membuat Prada Lucky mengalami kerusakan organ sebelum meninggal.
Kasus perundungan senior terhadap junior kerap beruang di tubuh TNI. Psikolog klinis Maharani Octy Ningsih menjelaskan kejadian ini biasanya memiliki pola tertentu yang berakar pada dinamika kekuasaan dan budaya hierarki. Senior sering merasa punya ‘hak istimewa’ karena mereka lebih lama berada dalam sistem.
Senior, terang Maharani, merasa punya kuasa lebih atas junior sehingga muncul perilaku tersebut. Di sisi lain, perasaan ingin diakui atau merasa berkuasa juga berperan. Menganggap bullying atau perundungan adalah cara cepat membuat junior takut atau tunduk.
“Selain itu, adanya juga rasa takut kehilangan status mereka di hadapan junior sehingga mereka merasa harus menekan terlebih dahulu,” ujar Maharani kepada infocom, Selasa (12/8/2025) dilansir dari infoHealth.
Kurangnya pendidikan tentang empati dan kepemimpinan yang sehat juga menjadi faktor seseorang bisa melakukan hal tersebut. Perundung kerap tidak memiliki keterampilan sosial atau emosional untuk membimbing junior secara positif.
Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.
“Tanpa pemahaman yang benar, mereka malah meniru pola kekerasan atau perundungan yang pernah mereka alami sebelumnya,” tambah Maharani.
Junior juga sering merasa tidak berdaya karena posisi mereka lebih rendah, takut dibalas, atau takut tidak didengar. Hal ini pada akhirnya memperkuat posisi pelaku bullying dan menciptakan lingkungan yang tidak aman secara psikologis.
Artikel ini telah tayang di infoHealth. Baca selengkapnya