Polemik Usai, Puskesmas Tana Mori Resmi Berganti Nama Jadi Golo Mori

Posted on

Puskesmas Tana Mori di Desa Golo Mori, Kecamatan Komodo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), kini berganti nama menjadi Puskesmas Golo Mori.

Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat mengganti nama puskesmas tersebut setelah warga hingga Pemerintah Desa Golo Mori menolak nama Tana Mori untuk puskesmas tersebut. Puskesmas bernama Tana Mori itu telah beroperasi sejak awal 2024.

“Pergantian nama puskesmas diputuskan oleh Pemda Manggarai Barat sendiri. Kemenkes hanya terbit kode registrasi dan kode satu sehat,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan Manggarai Barat, Adrianus Ojo, Senin (23/6/2025).

Adrianus mengatakan perubahan nama itu merupakan hasil tindak lanjut atas aspirasi warga setempat. Nama baru yang dikehendaki warga setempat itu sudah diregistrasi di Kementerian Kesehatan RI.

“Setelah melakukan komunikasi dan koordinasi dengan pihak-pihak terkait, termasuk dengan Kementerian Kesehatan, akhirnya aspirasi itu direspon dengan baik. Tana Mori kini diganti dengan nama Puskesmas Golo Mori, sesuai aspirasi masyarakat,” jelas Adrianus.

Nama Puskesmas Golo Mori sudah terdaftar di Kementerian Kesehatan. Kode Registrasi Puskesmas: 53150200023 dan Kode Satu sehat: 1004972158.

Diketahui, penolakan nama Tana Mori pada puskesmas tersebut oleh warga setempat dimulai sejak akhir 2023. Saat itu pembangunan puskesmas hampir rampung. Nama Tana Mori sudah terpampang jelas pada bagian depan fasilitas kesehatan tersebut.

Pada 29 Februari 2024, warga dan Pemerintah Desa Golo Mori memutuskan secara resmi menolak nama Tana Mori dan minta diganti dengan nama Golo Mori. Saat itu pembangunan puskesmas sudah rampung. Keputusan rapat saat itu dilaporkan kepada Bupati Manggarai Barat Edistasius Endi untuk ditindaklanjuti.

Kepala Desa Golo Mori, Samaila, ketika itu mengungkapkan alasan warga memilih menggunakan nama Golo Mori untuk puskesmas tersebut. Bagi warga di sana Golo Mori adalah nama sakral yang diwariskan leluhur mereka. Nama Golo Mori memberi kebanggaan kepada warga di sana sebagai salah satu identitas sosial mereka.

“Warga lebih nyaman dengan nama yang sudah diwariskan oleh leluhur yang merupakan kebanggaan buat seluruh warga Golo Mori,” ungkap Samaila.

Adapun polemik nama puskesmas itu mencuat pada awal Desember 2023. Polemik bermula ketika Hasanudin, warga Golo Mori, protes keras nama Tana Mori untuk puskesmas tersebut. Ia meminta Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat mengganti nama puskesmas itu menjadi Golo Mori, sesuai nama daerah yang menjadi lokasi pembangunan puskesmas tersebut.

Sebelumnya Hasan dan warga di sana juga menolak nama Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Golo Mori dengan sebutan KEK Tana Mori.

Alasan penolakan Tana Mori sebagai nama puskesmas juga sama dengan alasan penolakan nama KEK Tana Mori. Penggunaan Tana Mori untuk nama fasilitas yang dibangun di sana dinilai menghilangkan identitas sosial masyarakat setempat, yakni Golo Mori. Golo Mori adalah nama kawasan di sana yang sudah ada turun temurun.

Nama Golo Mori, kata Hasan, memiliki nilai filosofis yang menjadi identitas warga setempat. Perubahan nama itu dinilai melacuri sejarah daerah tersebut.

“Mengubah nama asli ‘Golo Mori’ menjadi ‘Tana Mori’ untuk nama puskesmas yang dibangun di desa Golo Mori itu sama halnya melacuri sejarah dari sebutan wilayah Golo Mori. Nama Golo Mori adalah nama asli yang diberikan masyarakat adat lokal terhadap lokasi itu,” tegas Hasan di Labuan Bajo, Selasa (12/12/2023).

Nama Golo Mori diambil dari keberadaan sebuah gunung (Golo) di sana, yang di bagian puncaknya terlihat seperti orang sedang berdoa kepada Tuhan (Mori). Ia menegaskan Golo Mori memiliki makna yang berbeda dengan Tana Mori. Menurut dia, mengganti nama Golo Mori dengan Tana Mori melecehkan budaya dan nenek moyang mereka.

Hasan menyayangkan pemerintah masih memakai nama “Tana Mori” padahal sebelumnya sempat muncul protes keras masyarakat dan Pemerintah Desa Golo Mori terhadap keberadaan KEK di sana yang diberi nama Tana Mori. Protes mereka saat itu diakomodir oleh ITDC.