Polda Nusa Tenggara Barat (NTB) melibatkan Bareskrim Polri untuk mengekstrak ponsel milik Brigadir Esco Faska Rely. Brigadir Esco adalah anggota Intel Polsek Sekotong, Polres Lombok Barat (Lobar), yang tewas diduga dibunuh.
Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda NTB Kombes Syarif Hidayat mengatakan tidak ada yang mengetahui kata sandi handphone (Hp) Brigadir Esco. Termasuk istrinya sendiri.
“Sedang proses ke Bareskrim, karena (Hp Brigadir Esco) terkunci dan tidak ada yang tahu kuncinya, termasuk istri korban,” kata Syarif, Selasa (26/8/2025).
Sembari menunggu hasil ekstrak Hp Brigadir Esco, polisi mendalami keterangan saksi-saksi. Salah satu yang akan didalami keterangannya ialah Siun, mertua Brigadir Esco, yang pertama kali menemukan korban.
“Iya (melakukan pemeriksaan saksi-saksi),” timpalnya.
Sebelumnya, autopsi jasad Brigadir Esco telah selesai dilakukan di Rumah Sakit Bhayangkara. Hasil pemeriksaan menunjukkan adanya tanda kekerasan terhadap anggota Intel tersebut.
“Ada tanda kekerasan,” ungkap Syarif Hidayat, Selasa (26/8/2025).
Brigadir Esco sebelumnya ditemukan tewas mengenaskan dengan kondisi tubuh telah membusuk dan leher terikat tali nilon. Tanda kekerasan yang ditemukan terletak pada bagian leher korban.
Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.
“Pada leher korban,” imbuh Syarif.