Kepolisian Daerah (Polda) Nusa Tenggara Barat (NTB) mengantongi sembilan calon tersangka perusakan rumah Briptu Rizka Sintiyani di Dusun Nyiur Lembang, Desa Jembatan Gantung, Kecamatan Lembar, Lombok Barat.
“Ada sembilan orang (calon tersangka) sesuai dengan dokumentasi,” kata Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda NTB, Kombes Syarif Hidayat, saat memberikan keterangan pers di depan kantornya, Jumat (14/11/2025).
Syarif tidak membuka identitas sembilan calon tersangka perusakan rumah Briptu Rizka. Ia hanya menegaskan akan memeriksa calon tersangka dalam waktu dekat. Ditreskrimum Polda NTB telah melayangkan surat panggilan terhadap mereka.
Penyidik, tutur Syarif, telah mengantongi hasil pemeriksaan ahli Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Bali terkait dokumentasi saat perusakan rumah Briptu Rizka terjadi. Polda NTB mengantongi sembilan calon tersangka dari hasil pemeriksaan dokumentasi tersebut,
“Sudah kami identifikasi terkait siapa saja yang melakukan perusakan,” jelas polisi berpangkat melati tiga itu.
Selain mengantongi hasil labfor, penyidik Ditreskrimum Polda NTB juga telah memeriksa sejumlah saksi. Saksi yang diperiksa terdiri dari anggota Kepolisian Resor (Polres) Lombok Barat yang melakukan pengamanan saat perusakan terjadi, kepala dusun, dan nenek Briptu Rizka yang rumahnya ikut dirusak.
Sebagaimana diketahui, Briptu Rizka merupakan salah satu tersangka kasus pembunuhan suaminya, Brigadir Esco Faska Rely, anggota intelijen Kepolisian Sektor (Polsek) Sekotong, Lombok Barat.
Perusakan rumah Briptu Rizka diduga dilakukan keluarga besar Brigadir Esco dari Desa Bonjeruk, Kecamatan Jonggat, Lombok Tengah. Ada dua rumah yang diamuk massa dalam peristiwa pada Rabu (8/10/2025) itu.
“Ada dua (rumah yang dirusak). Rumah Rizka dan neneknya (Briptu Rizka),” ungkap kuasa hukum keluarga Briptu Rizka, Lalu Armayadi, Kamis (9/10/2025).
Tidak hanya rumah menjadi sasaran massa, tetapi juga motor dan perabotan rumah yang dirusak. “Ada motor cucunya (nenek Briptu Rizka) yang dirusak. Motor satu (dirusak), ada juga perabotan rumah,” sebut Armayadi.
Saat kejadian, lanjut Armayadi, nenek Briptu Rizka ada di sana. Namun, nenek Briptu Rizka lari setelah mendengar banyak orang mendatangi rumahnya.
“Karena neneknya (Briptu Rizka) sudah trauma dengan pengambilan mobil (Brigadir Esco) dan anaknya, (nenek Briptu Rizka) takut melihat orang begitu banyak, dia lari. Jadi rumah itu kosong,” tutur Armayadi.






