Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Badung menanggapi kunjungan wisatawan ke Bali yang dinilai berkurang. Kondisi tersebut disebut sebagai fenomena yang memang terjadi setiap tahun, khususnya pada bulan Desember.
Wakil Ketua PHRI Badung, Komang Alit Ardana, mengatakan bahwa pada bulan Desember biasanya terjadi penurunan wisatawan mancanegara. Sebaliknya, wisatawan domestik justru mengalami peningkatan.
“Memang di bulan Desember memang sepi, tetapi wisatawan mancanegaranya yang sepi, justru yang akan melonjak wisatawan domestik. Itu sudah merupakan suatu fenomena yang biasa,” ujar Alit saat ditemui di Kuta, Badung, Selasa (23/12/2025).
Menurutnya, berkurangnya wisatawan mancanegara disebabkan oleh perayaan Natal yang umumnya dilakukan di negara asal masing-masing.
“Di bulan Desember wisatawan mancanegara itu balik ke negaranya, mungkin Natalan, seperti itu. Nah, justru yang akan melonjak itu domestik,” jelasnya.
Ia mencontohkan peningkatan wisatawan domestik saat ini mulai terlihat dari kepadatan kendaraan di Pelabuhan Ketapang yang akan menyeberang ke Bali. Selain itu, kawasan Kuta juga mulai dipadati kendaraan berpelat luar Bali.
“Sekarang saja sudah mulai macet di Kuta. Pelat-pelat kendaraan luar itu sudah banyak masuk ke Kuta,” ungkap Bendesa Adat Kuta itu.
Sementara itu, tingkat okupansi hotel saat ini masih berada di kisaran 60 hingga 70 persen. Namun, Alit memperkirakan angka tersebut akan meningkat menjelang dan setelah Hari Raya Natal.
“Saat ini masih di angka 60-70 ya. Tapi yang setelah ini, setelah 24 ke atas ini sudah over. Sudah full booking,” katanya.
Ia menambahkan, kondisi penuh tersebut diperkirakan akan berlangsung hingga pertengahan Januari seiring dengan libur kerja dan cuti bersama.
Meski demikian, Alit mengakui bahwa secara keseluruhan jumlah wisatawan tahun ini cenderung menurun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Salah satu penyebabnya adalah faktor cuaca ekstrem dan bencana yang terjadi secara luas.
“Kalau kita mau jujur, lebih ramai dulu. Salah satunya karena penyebabnya cuaca tadi. Ini kalau kita berbicara cuaca, sekarang cuaca tidak sepotong-sepotong, ini sudah menyeluruh,” imbuhnya.
Ia juga menyoroti berbagai video di sosial media yang membandingkan pariwisata Bali dengan negara lain seperti Thailand dan Malaysia. Menurutnya ini kurang adil, sebab banyak pihak yang membandingkan Pulau Bali dengan sebuah negara.
“Tidak fair kalau Pulau Bali disandingkan dengan negara. Thailand itu negara, Malaysia negara, Singapura negara. Kok disandingkan dengan Pulau Bali? Kalau mau disandingkan, ya Indonesia dong dilawan,” ujarnya.
Meski menghadapi berbagai tantangan, Alit menegaskan bahwa Bali masih layak dan aman untuk dikunjungi. Ia pun mengajak seluruh pihak untuk terus mempromosikan pariwisata Bali.






