Pesona Pantai Wane, Surga Tersembunyi di Bima Bagian Selatan

Posted on

Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, (NTB), banyak memiliki pantai yang mempesona, salah satunya Pantai Wane. Pantai yang terletak di Bima bagian selatan tepatnya di Dusun Wane, Desa Tolotangga, Kecamatan Monta, ini dianggap surga tersembunyi karena keindahan pantainya dengan hamparan pasir putih yang bersih.

Jarak dari desa induk ke Pantai Wane sekitar 8 kilometer (km). Sayangnya akses jalan menuju ke Pantai Wane tidak begitu mulus. Sepanjang jalan terlihat berlubang dan sempit karena dipenuhi pepohonan dan alang-alang.

Masuk ke Pantai Wane dihitung jenis kendaraan yang digunakan. Misalnya motor biaya karcis masuknya Rp 10 ribu per unit dan mobil sebesar Rp 20 ribu per unit. Biaya tersebut sudah include dengan jumlah muatan orang dalam kendaraan.

Dengan biaya itu, para pengunjung Pantai Wane sudah bisa menikmati indahnya panorama pantai dengan hamparan pasir putih yang bersih. Meski begitu, para pengunjung disarankan untuk berhati-hati, karena laut di sana cukup dalam dan ombak besar.

Di area Pantai Wane, banyak lapak yang menjual berbagai jenis dan aneka minuman dan makanan. Bahkan di sana juga ada kedai yang menyiapkan makanan berat dan seafood (ikan laut, lobster, udang dan kepiting).

Fasilitas penunjang lain di area Pantai Wane, juga terdapat beberapa gazebo dan toilet umum yang dibangun secara swadaya oleh pengelola dengan harga sewa yang cukup terjangkau.

Salah seorang pengunjung, Isa Sukmawati (30), mengaku sangat senang berkunjung ke Pantai Wane. Ia bisa melihat lebih dekat Pantai Wane yang selama ini cukup hits dan viral di sosial media.

“Pantainya sangat bagus dan bersih. Pasir putih dan pemandangannya sangat indah,” katanya kepada infoBali, Minggu, (1/6/2025).

Sukmawati berkunjung ke Pantai Wane bersama dengan teman-temannya. Bagi dia berkunjung ke Pantai Wane cukup murah dan terjangkau jika dibandingkan obyek wisata lainnya karena biaya masuknya hanya dihitung kendaraan per unit.

“Sudah worth it dengan biaya karcis Rp 10 ribu untuk motor. Udah gitu fasilitasnya juga cukup memadai. Ke Pantai Wane cukup bawa uang aja, makanan dan minuman sudah tersedia semua,” aku warga Kota Bima ini.

Hal senada disampaikan Suharlin, warga Kecamatan Wera, Kabupaten Bima, yang baru pertama kali mengunjungi Pantai Wane. Ia takjub dengan keindahan Pantai Wane yang bersih dan terawat dengan baik.

“Ternyata Pantai Wane sangat Indah. Pantainya terawat dengan baik, sangat indah, dan keren. Pantai Wane memiliki spot spot yang bagus untuk diabadikan untuk digunakan foto,” ucapnya.

Meski begitu, menurut Suharlin ada beberapa hal yang harus dibenahi. Salah satunya akses jalan menuju Pantai Wane, karena ada beberapa titik yang rusak. Serta jaringan internet juga ditingkatkan, karena di sana jaringan internetnya sering hilang.

“Cukup akses jalannya yang diperbaiki. Jaringan listrik dan internet juga ditingkatkan,” imbuhnya.

Pemerhati Wisata Pantai Wane, Juliansyah Dermawan, mengatakan keberadaan pantai ini berdampak positif bagi masyarakat, yakni berkolaborasi dalam hal pengelolaan. Sebab dulunya, warga di sana sangat apatis. Selain itu lapangan kerja baru tercipta, karena warga bisa membuka usaha.

“Alhamdulillah, adanya Pantai Wane, kesadaran masyarakat sudah meningkat. Sebagiannya juga menjadi pelaku UMKM,” ujarnya.

Juliansyah menjelaskan sejauh ini Pantai Wane dikelola secara mandiri oleh warga setempat. Pengelolaan parkir, pembangunan gazebo, hingga toilet dilakukan dengan sistem bagi hasil antarwarga.

“Semua fasilitas yang ada dibangun swadaya dan dikelola secara mandiri oleh warga,” ujarnya.

Meski begitu ada yang harus dibenahi di Pantai Wane, seperti perbaikan jalan rusak dan berlubang. Penambahan jaringan listrik dan internet. Yang terpenting adalah bantuan alat penyelamatan, karena saat ini ada pengunjung yang tenggelam ditolong dengan alat manual.

“Kami harapkan Pantai Wane diperhatikan oleh Pemerintah. Termasuk juga membangun pos khusus keamanan, penambahan gazebo, dan intervensi sarana dan pendukung lainnya,” harapnya.

Karena menurut Juliansyah, di Pantai Wane banyak spot wisata yang belum terjamah. Lebih dari itu, Pantai Wane tak hanya dikenal wisata bahari, tapi juga dengan wisata sejarah, wisata lumba-lumba dan wisata surfing (selancar).

“Selain Pantai Wane, pengunjung juga bisa menikmati spot Pantai Soro, Pantai Sarae Mee, dan Pantai Woro. Pantai-pantai ini sangat indah dan bersih. Jarak tempuhnya hanya 15 menit dari pantai Wane,” ujarnya.

Dulu Rawan Kriminal-Pungli, Sekarang Aman-Nyaman

dulunya dikenal sebagai kawasan yang rawan kriminal. Mulai dari pencurian, pemalakan, hingga aksi pembegalan membuat banyak orang enggan datang.

“Pada 2015 memang rawan di sini. Karena banyaknya kejadian (kasus), pencurian, pemalakan dan pembegalan,” kata Juliansyah

Namun sejak 2019 hingga 2024, kasus-kasus tindak kriminal mulai menurun. Meski begitu, dalam lima tahun terakhir muncul persoalan baru yakni pungutan liar (pungli) akibat banyaknya pos tidak resmi yang menarik iuran masuk ke pantai.

“Kesadaran masyarakat mulai sejak 2025 ini. Tepatnya setelah bulan puasa,” katanya.

Dampaknya cukup signifikan. Sejak awal Lebaran 2025 hingga saat ini, jumlah kendaraan yang masuk ke Pantai Wane terus meningkat. Data sementara mencatat sekitar 18 ribu motor dan 6.900 mobil telah masuk ke kawasan ini.

“Untuk jumlah pengunjungnya sekitar 512 ribu warga lokal dan 10 orang wisatawan asing,” sebutnya.

Menariknya, lonjakan pengunjung tak hanya terjadi di akhir pekan. Hari biasa seperti Senin hingga Jumat juga tetap ramai dengan dominasi wisatawan keluarga.

“Hari Sabtu dan Minggu membludak. Hampir 3.000 orang yang berkunjung pada akhir pekan,” imbuhnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *