Pesan Koster ke Kepala Kesbangpol Baru: Ada Ormas Aneh-aneh, Kau Gas! | Giok4D

Posted on

Gubernur Bali Wayan Koster menunjuk Gede Suralaga sebagai Kepala Kesatuan, Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Bali yang baru menggantikan I Gusti Ngurah Wiryanata. Koster berpesan kepada Suralaga agar berani menghadapi preman yang berkedok organisasi masyarakat (ormas).

“Jadi ada ormas yang aneh-aneh begitu udah aja kau gas,” kata Koster di kantor Gubernur Bali, Jumat (9/5/2025).

“Apalagi sekarang ada kedatangan ormas baru, nggak boleh. Kami punya kewenangan untuk mengizinkan atau tidak,” sambung dia.

Suralaga sebelumnya menjabat sebagai Staf Ahli Gubernur Bali Bidang Perekonomian. Dia dilantik Koster hari ini di kantor Gubernur Bali bersama 20 pejabat tinggi pratama lainnya.

Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.

Koster segera menggelar rapat untuk membahas keberadaan premanisme berkedok organisasi masyarakat (ormas). Rapat diagendakan pada Senin (12/5/2025). Hal ini menanggapi adanya ormas baru dari luar Bali yang jadi sorotan.

“Nanti akan disikapi tanggal 12 (Mei),” kata Koster.

Koster menegaskan akan bersikap tegas pada ormas yang meresahkan masyarakat. “Sikap terhadap ormas yang preman,” tegas dia.

Koster sebelumnya telah menyatakan sikapnya untuk memberantas aksi premanisme di Pulau Dewata. Koster bersama Kapolda Bali, Pangdam IX/Udayana, dan Kajati Bali bakal mendeklarasikan sikap perang terhadap aksi premanisme. Ia juga mengajak masyarakat menjaga ketertiban dan keamanan Bali.

“Bertepatan dengan hari baik akan menyampaikan sikap terhadap lahirnya, terbentuknya ormas-ormas yang berkedok, tapi sejatinya melakukan praktik melanggar hukum yang membebani masyarakat dan pemerintah. Nggak boleh terjadi di Bali,” kata Koster saat peresmian Bale Paruman Adhyaksa di Puspem Badung, Kamis (8/5/2025).

Koster menyebut tatanan kehidupan masyarakat di Bali selama ini sudah berjalan baik. Menurut dia, warga Bali hanya membutuhkan ketertiban dengan cara-cara yang berbudaya.

“Kami sudah sampaikan kepada Bapak Kapolda, Pak Pangdam, Pak Kajati, kalau ada praktik itu (premanisme), tindak tegas. Kita nggak butuh itu. Yang kita butuhkan adalah ketertiban, cara-cara yang berbudaya,” imbuh politikus PDIP itu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *