Perusahaan Batu Bara Ini Kini Merana-Tunggu Uluran Tangan Negara

Posted on

Perusahaan tambang dari Rusia, Mechel, sedang mendapat tekanan hebat dan menunggu uluran tangan negara. Mechel bakal menjadi produsen batu bara pertama yang akan mendapat bantuan dari pemerintahan Presiden Vladimir Putin.

Dilansir dari infoFinance, Direktur Keuangan Mechel, Nelli Galeeva, menjelaskan bantuan itu berbentuk penangguhan pembayaran pajak dan iuran jaminan sosial selama tiga tahun. Nilainya lebih dari 13 miliar rubel atau US$ 166 juta atau setara Rp 2,68 triliun.

Mechel memperkirakan bisa menghemat US$ 6 juta per bulan jika kebijakan bantuan untuk seluruh industri, penangguhan pajak ekstraksi mineral, dan iuran sosial mulai berlaku. Galeeva mengatakan permohonan bantuan ke pemerintah telah disetujui oleh komisi yang dipimpin Menteri Keuangan Anton Siluanov.

Meski begitu, kondisi industri batu bara dinilai tetap suram. CEO Mechel Oleg Korzhov menyebut industri batu bara menghadapi kesulitan besar dan memperkirakan penurunan penjualan. Mechel bahkan berencana mengurangi pengiriman batu bara hingga 25 persen dibanding tahun lalu.

Kepala Russian Coal, Vladimir Korotin, menyebut krisis ini sebagai yang terburuk sejak 1990-an. Pada 2024 hingga kuartal pertama 2025, sektor batu bara menjadi satu-satunya industri besar di Rusia di mana jumlah perusahaan merugi (61,8%) melampaui yang untung.

Meski produksi naik tipis 1,4 persen dalam lima bulan pertama tahun ini, sebagian besar batu bara menumpuk di gudang karena tak laku dijual. Penurunan produksi sudah terlihat di wilayah Kemerovo, pusat tambang batu bara nasional.

Pusat Analisis Makroekonomi dan Peramalan Jangka Pendek yang dekat dengan Kremlin menyatakan bahwa seluruh indikator kesehatan perusahaan batu bara mengalami tekanan. Pelaku industri berharap kondisi tak makin buruk dan ada perbaikan pada paruh kedua tahun ini.

Korzhov mengatakan hampir semua produsen mengalami tekanan berat, baik dari sisi produksi maupun investasi. Dengan nilai tukar saat ini, menjual batu bara ke luar negeri pun dianggap merugi.

Pada 2023, EBITDA Mechel turun 35 persen menjadi 56 miliar rubel, sementara rasio utangnya naik hingga 4,6 kali EBITDA. Untuk mengurangi beban, Mechel berencana menjual sebagian asetnya, terutama di sektor energi.

Artikel ini telah tayang di infoFinance. Baca selengkapnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *