PT PLN (Persero) meresmikan beroperasinya Smart Microgrid Nusa Penida. Ini adalah sistem kelistrikan cerdas berbasis digital dan energi hijau yang diklaim pertama di Indonesia.
Smart Microgrid juga merupakan sistem terintegrasi yang mengatur pembangkit tenaga surya, diesel, dan baterai secara otomatis melalui kendali berbasis internet of things (IoT) dan artificial intelligence (AI). Sistem ini untuk memenuhi kebutuhan Nusa Penida dalam menjaga keandalan pasokan listrik, serta tuntutan transisi menuju energi bersih.
Direktur Distribusi PLN Arsyadany Ghana Akmalaputri menjelaskan proyek Smart Microgrid Nusa Penida merupakan simbol nyata transformasi PLN menuju sistem energi yang pintar, tangguh, dan hijau.
“Pilot project ini menjadi pengejawantahan dari rencana jangka panjang direktorat distribusi 2025-2029 yang baru diluncurkan. Sekaligus persembahan PLN pada usia ke-80 tahun,” kata Arsyadany dalam keterangan tertulis yang diterima infoBali, Selasa (28/10/2025).
Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.
Menurutnya, melalui hal ini PLN membangun sistem distribusi yang berkelanjutan dan siap menghadapi tantangan era transisi energi dan digitalisasi. Dia menyebut distribusi yang smart berarti mengelola data dan teknologi untuk menciptakan sistem yang efisien dan responsif.
“Distribusi yang resilient berarti siap menghadapi segala tantangan dan gangguan dan distribusi yang green adalah komitmen PLN terhadap keberlanjutan dan energi ramah lingkungan,” ujar Arsyadany.
Arsyadany menambahkan sebelumnya sistem kelistrikan di tiga pulau, yakni Nusa Penida, Nusa Lembongan, dan Nusa Ceningan sepenuhnya bergantung pada pembangkit diesel berbahan bakar minyak. Kini, dengan integrasi PLTS Suana berkapasitas 3,5 MWp dan battery energy storage system (BESS) 1,8 MWh, sistem kelistrikan diatur secara otomatis untuk menyeimbangkan pasokan energi terbarukan dan cadangan diesel secara real time.
Dia menjelaskan teknologi ini bukan hanya milik kota besar. Justru di pulau kecil seperti Nusa Penida, Smart Microgrid menjadi simbol keadilan energi bahwa dari pesisir hingga perbatasan, masyarakat berhak menikmati listrik yang bersih dan berkelanjutan.
“Dari sini, kita menyalakan bukan hanya listrik, tapi juga kemajuan,” ungkap dia.
General Manager PLN UID Bali Eric Rossi Priyo Nugroho menuturkan Smart Microgrid Nusa Penida merupakan manifestasi nyata dari semangat Transformasi PLN 2.0. Khususnya dalam mendorong digitalisasi sistem distribusi dan mendukung transisi energi hijau.
“Pulau Nusa Penida yang dikenal sebagai destinasi pariwisata unggulan, kini tidak hanya memesona dari sisi alam. Tetapi, juga menjadi pionir modernisasi kelistrikan berbasis green, digital, dan resilient grid,” kata Eric.
Dia berharap sistem ini mampu mengorkestrasi pembangkit dengan karakteristik berbeda. Seperti PLTD, PLTS, BESS, dan ke depan PLT Bayu serta Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG). Sehingga dapat menurunkan biaya pokok penyediaan (BPP) listrik, meningkatkan keandalan, dan mencegah potensi blackout system.
“Harapannya agar sistem Smart Microgrid ini dapat dioperasikan dengan baik, menjadi benchmark bagi pengembangan energi cerdas di daerah kepulauan lainnya. Sekaligus mendukung upaya mewujudkan Bali sebagai pulau hijau dan mandiri energi,” tutur dia.
Sementara itu, berdasarkan catatan pihaknya hingga Agustus 2025, sistem kelistrikan Nusa Penida telah melayani 23.916 pelanggan dengan daya terpasang 60,91 MVA. Serta penjualan energi mencapai 59,82 GWh.
“Melalui Smart Microgrid, sistem kelistrikan di Nusa Penida kini lebih efisien, tangguh, dan mendukung Bali menuju pulau hijau dan mandiri energi,” sebut Eric.






