Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Bali memastikan seluruh persiapan pemberangkatan jemaah haji tahun 2025 telah rampung. Sebanyak 672 jemaah asal Bali dijadwalkan masuk ke Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, pada 22 Mei 2025 pukul 06.00 WIB. Mereka akan diberangkatkan ke Tanah Suci pada 23 Mei pukul 00.20 WIB.
Ketua Tim Kerja Pelayanan Haji Reguler Kanwil Kemenag Bali, Muhammad Nasihuddin, menyatakan seluruh dokumen perjalanan jemaah telah lengkap.
“Proses pembuatan visa, alhamdulillah, per hari ini sudah tuntas, semua visa sudah keluar. Distribusi perlengkapan seperti koper dan lainnya juga telah kami lakukan pada April lalu,” ujarnya saat ditemui di Kanwil Kemenag Bali, Senin (5/5/2025).
Nasihuddin menambahkan, kartu identitas jemaah akan didistribusikan ke kabupaten/kota sepuluh hari sebelum keberangkatan.
“Distribusi kartu-kartu, seperti kartu identitas jamaah kami targetkan itu 10 hari sebelum pemberangkatan,” katanya.
Total jemaah Bali tahun ini berjumlah 672 orang, terdiri atas Denpasar 241 orang, Buleleng (85), Jembrana (86), Klungkung (11), Gianyar (24), Karangasem (53), Bangli (11), Badung (120), dan Tabanan 41 orang. Seluruh program manasik dan pembinaan haji juga telah tuntas pada April 2025.
“Alhamdulillah, pembinaan seperti manasik, pembekalan bagi ketua regu dan ketua rombongan, serta pelatihan bagi petugas haji daerah sudah kami tuntaskan pada April,” tambah Nasihuddin.
Dari sisi kesehatan, jemaah telah menerima vaksinasi wajib seperti meningitis, polio, dan COVID-19. Manasik haji tingkat provinsi, kabupaten, dan kecamatan juga telah digelar sesuai jadwal nasional.
Jemaah Bali akan diberangkatkan dalam dua kelompok terbang (kloter), yakni Kloter 71 yang terdiri dari 376 jemaah dan 4 petugas, serta Kloter 72 yang berisi 296 jemaah dan 4 petugas, ditambah 80 jemaah dari Jawa Timur. Seluruh jemaah akan diberangkatkan melalui jalur darat ke Surabaya pada 21 Mei 2025.
“Setiap kabupaten memiliki titik kumpul masing-masing berdasarkan koordinasi antara Kemenag daerah dan pemerintah setempat. Denpasar, misalnya, akan melepas jemaah dari Terminal Ubung, sementara Badung dari Puspem Badung. Semua kami targetkan sudah bergerak ke Surabaya 21 Mei sebelum Magrib,” jelas Nasihuddin.
Kuota haji Provinsi Bali tahun ini tetap 698 orang seperti tahun lalu. Namun, jumlah jemaah yang berangkat menjadi 672 orang karena adanya mutasi berangkat dan masuk, akibat perpindahan domisili, tugas, dan penggabungan keluarga.
Tercatat lima jemaah batal berangkat. Satu orang dari Tabanan meninggal dunia, dua orang menunda keberangkatan karena pasangannya tidak lolos tes kesehatan, dan dua lainnya batal karena sakit.
“Insyaallah semuanya sudah sesuai dengan schedule kami dan kami berharap ya besok lancar semua pemberangkatannya,” tutup Nasihuddin.
Sebanyak 212 dari total 672 calon jemaah haji asal Bali pada musim haji 2025 tergolong lanjut usia (lansia), atau sekitar 31,55 persen. Untuk memastikan kenyamanan dan keselamatan mereka, Kemenag Bali menyiapkan layanan khusus mulai dari manasik, vaksinasi, hingga penempatan dalam rombongan.
“Kami sudah lakukan pemetaan yang lansia itu totalnya ada 212 dari 672 atau sekitar 31,55%. Ada beberapa hal yang kami lakukan pada lansia, yang pertama terkait dengan kesehatan terutama vaksinasi. Kedua, kami sudah melakukan bimbingan manasik khusus lansia,” ujar Nasihuddin.
Vaksin wajib seperti meningitis dan polio telah diberikan. Vaksin COVID-19 juga sedang dituntaskan oleh Kementerian Kesehatan.
“Kami baru dapat kabar, ini vaksin COVID jemaah lagi didata semuanya oleh Kementerian Kesehatan, siapa yang belum, siapa yang sudah, tapi sebagian besar sudah selesai,” katanya.
Dalam manasik khusus lansia, jemaah dikenalkan dengan alur perjalanan haji, fasilitas khusus di embarkasi, hingga pelayanan saat puncak ibadah di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).
“Kami berharap mereka semua ya sehat, besok berangkat juga diberikan kemudahan dan kelancaran,” ujarnya.
Sebagai bentuk perhatian, Kemenag juga menerapkan sistem pengelompokan khusus. Jumlah pengguna kursi roda dibatasi maksimal tiga orang dalam satu rombongan yang berisi 39 hingga 43 jemaah.
“Kami wajibkan maksimal dalam satu rombongan itu yang berkursi roda itu maksimal 3. Satu rombongan itu kan sekitar 39-43 orang. Nah dari 43 orang itu maksimal yang kursi roda adalah maksimal 3 orang,” jelas Nasihuddin.
Lansia dalam satu rombongan juga dibatasi maksimal 12 orang atau sekitar tiga orang per regu. Pendampingan disiapkan agar pelayanan optimal.
“Dua belas lansia ditambah yang kursi roda 3 orang, sehingga yang dalam satu rombongan itu sekitar 15 orang didampingi oleh sekitar 28 orang. Ya, insya Allah kan logikannya kan, ya satu lansia, satu pendamping, satu kursi roda, satu yang dorong,” katanya.
Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.
Selain itu, jemaah juga diberikan edukasi untuk menghadapi cuaca ekstrem di Arab Saudi, seperti penggunaan penyemprot air dan minum air secara berkala.
“Kami juga selalu mengedukasi jemaah agar selalu minum sedikit sedikit, walaupun sedikit tetapi kontinu. Juga menggunakan penyemprot air untuk wajah, kami ajarkan supaya mereka terbiasa,” tutupnya.