Proses perbaikan Jalan Denpasar-Gilimanuk di wilayah Bajera, Tabanan, dipastikan memakan waktu lama. Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Bali I Gde Wayan Samsi Gunarta mengatakan, perbaikan jalan ambles ini terkendala medan yang sulit dan persoalan irigasi.
“Pertama medannya tidak mudah, kedua koordinasi karena itu irigasi jadi sungai tidak bisa ditutup secara dalam waktu panjang sementara penangganan gorong-gorong kan harus kering nggak bisa mengerjakan dalam kondisi basah,” ujarnya saat ditemui dalam acara Periklindo Electric Vehicle Conference di Intercontinental Bali Resort, Jimbaran, Badung, Kamis (10/7/2025).
Selain faktor medan dan irigasi, kondisi cuaca yang tidak menentu di Bali turut memperlambat proses perbaikan. Samsi menyebut, permasalahan di jalan tersebut sebenarnya sudah terdeteksi sejak lama, tetapi penanganannya tidak mudah.
“Saya kira teman-teman sudah bergerak cukup intens. Teman-teman PU terutama, untuk melihat bagaimana situasi jalan kita. Tapi karena kesulitan penanganan dari awal sehingga keburu jebol,” tambahnya.
Selama perbaikan berlangsung, arus lalu lintas dialihkan melalui jalur utara dari Cekik ke Buleleng dan turun ke selatan di Gitgit, Sukasada, atau melalui Karangasem. Namun, jalur alternatif ini justru menimbulkan persoalan baru karena tidak memadai untuk kendaraan besar.
“Karena kalau ruang terlalu besar nanti mengganggu yang lain sehingga peluang terjadinya kecelakaan dan kemudian potensi kemacetan itu juga kemungkinan besar terjadi kalau terlalu besar,” kata Samsi.
Ia pun mengimbau para pengusaha angkutan untuk memprioritaskan keselamatan dengan menggunakan kendaraan lebih kecil.
“Jadi diimbau mereka untuk mengganti dengan kendaraan lebih kecil. itu pertama, Jadi semua pengusaha yang mengirimkan muatan ke Bali untuk menggunakan truk yang lebih kecil,” imbuhnya.