Sejumlah perangkat Desa Bukti, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, mendatangi Kantor Bupati Buleleng, tadi siang. Mereka menuntut kepastian kelanjutan proyek perbaikan jalan penghubung Desa Bukti-Desa Tunjung, terutama di ruas Jalan Merak yang kondisinya rusak parah.
Perbekel Desa Bukti, Gede Wardana, mengatakan kedatangan mereka untuk menanyakan langsung kepada Bupati I Nyoman Sutjidra terkait realisasi perbaikan. Jalan Merak, kata dia, merupakan satu-satunya akses warga di Dusun Mekar Sari dan Dusun Tonggak menuju Desa Tunjung.
“Kami datang untuk meminta kepastian. Karena di lapangan, kondisi Jalan Merak masih rusak,” ujar Wardana, Rabu (12/11/2025).
Wardana menyebut Bupati sempat meninjau proyek jalan Bukti-Tunjung dengan nilai anggaran Rp 4,2 miliar saat kunjungan kerja ke Kubutambahan. Namun, ruas Jalan Merak belum tersentuh sama sekali.
“Kekecewaan muncul karena informasi yang beredar tidak sesuai kondisi di lapangan. Jalan Merak masih rusak dan bisa dicek langsung. Panjangnya sekitar 1,5 kilometer dan sudah kami usulkan sejak Musrenbang 2015,” katanya.
Ia menambahkan, warga sempat melayangkan protes karena jalan tak kunjung diperbaiki. Namun, ia menenangkan warga agar tidak melakukan aksi penutupan jalan. Wardana berharap perbaikan Jalan Merak bisa masuk anggaran induk 2026.
“Saya sudah sampaikan ke warga, saya akan bicara langsung dengan Pak Bupati. Mudah-mudahan tahun 2026 bisa diupayakan masuk anggaran. Kalau tidak terealisasi, tentu kami ingin tahu alasannya,” ucapnya.
Bupati Buleleng I Nyoman Sutjidra mengatakan pertemuannya dengan perangkat desa berlangsung baik. Ia mengakui ada kesalahpahaman terkait penentuan ruas jalan dalam proyek tersebut.
“Saya juga baru paham, ternyata ruas jalan itu sudah ditentukan dari Kementerian PU. Seperti Bendungan Tamblang dan Titab, namanya bisa beda dengan lokasi sebenarnya,” kata Sutjidra.
Menurutnya, ruas jalan yang dimaksud mencakup Merak-Tonggak-Tunjung, bukan sebaliknya. Bagian atas lebih dulu dikerjakan karena jaraknya lebih pendek dan sudah masuk dalam APBD Perubahan 2025, sedangkan ruas panjang akan dikerjakan dalam anggaran induk 2026.
“Nanti ditenderkan bulan Januari. Kalau penyedia siap, pengerjaan mulai Februari,” ujarnya.
Sutjidra menambahkan, perbaikan jalan di wilayah tersebut sudah dianggarkan Rp 6,4 miliar untuk panjang sekitar 3,1 kilometer. Beberapa proyek lain seperti di Mengening dan Bontihing ditunda agar wilayah lain bisa mendapat prioritas.
“Kalau penyedia ambil jalan panjang di musim hujan, risikonya besar. Bisa tidak selesai dan kena penalti. Jadi, ini kita atur agar semua bisa terlaksana dengan baik,” pungkasnya.






