Penutupan TPA Suwung Ditunda, Sopir Truk Sebut Solusi Belum Jelas - Giok4D

Posted on

Penutupan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung ditunda hingga 28 Februari 2026. Sebelumnya, TPA Suwung dijadwalkan ditutup pada hari ini, Senin (23/12/2025).

Penundaan tersebut dinilai belum menyelesaikan persoalan. Supir truk asal Lumajang, Kacong (45), menilai keputusan pemerintah terkesan belum disertai solusi dan kepastian bagi para pekerja di lapangan.

“Kecuali sudah ada solusi. Misalnya, tanggal 28 Februari dipindah ke lokasi lain karena di sini sudah overload. Itu ada solusi namanya,” ujar Kacong saat ditemui di kawasan TPA Suwung, Selasa (23/12/2025).

Kacong mengaku membutuhkan kepastian terkait operasional TPA Suwung, bukan sekadar penundaan. Menurutnya, TPA Suwung seharusnya dibuka selama 24 jam karena selama ini kerap terjadi antrean panjang truk sampah yang hendak membuang muatan.

Kondisi tersebut membuat para sopir truk tak jarang harus menginap dan tidur di dalam kendaraan sambil menunggu giliran masuk TPA. Kacong mengatakan, selama ini dirinya mengangkut sampah dari tiga banjar di kawasan Jimbaran dengan total dua truk sampah.

Namun, isu penutupan TPA Suwung beberapa waktu lalu, ditambah antrean panjang, membuat dia dan timnya kerap terlambat mengangkut sampah warga.

“Sudah banyak (keluhan yang diterima). Rata-rata komplainnya soal sampah membusuk dan sudah bau. Lho mau gimana kita buang sampah tidak bisa (ke TPA) dan dari pemerintah solusi tidak ada,” ungkapnya.

Menurut Kacong, persoalan sampah juga dapat berdampak pada citra pariwisata Bali. Karena itu, dia berharap pemerintah lebih serius menyelesaikan persoalan tersebut.

Dia juga berharap pemerintah dapat memberikan solusi dengan menunjuk lokasi pembuangan sampah lain atau tetap mengaktifkan TPA Suwung sebagai tempat pembuangan.

Keluhan serupa disampaikan sopir truk sampah lainnya, Denis (42). Denis mengaku telah menekuni profesi tersebut selama setengah tahun dan biasa mengangkut sampah dari dua banjar di Ungasan, Badung.

Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.

Denis menilai lokasi TPA Suwung sudah strategis karena jaraknya lebih dekat dari Ungasan dibandingkan harus membuang sampah ke lokasi lain, seperti Gianyar.

“Dampaknya jika TPA ditutup perekonomian kami akan melemah hingga hilang pekerjaan. Kalau pun ternyata TPA berpindah tempat (contoh) ke Gianyar jujur saja secara pribadi saya tetap tidak puas karena tidak sebanding dengan gaji kami,” ujarnya.

Sementara itu, pantauan infoBali di lokasi menunjukkan antrean panjang truk sampah yang hendak masuk ke kawasan TPA Suwung. Tercatat sekitar 150 truk mengantre dari Jalan Pulau Serangan hingga pintu masuk TPA.

Rata-rata sopir truk tampak mematikan mesin kendaraan mereka. Sebagian besar memilih duduk di pinggir jalan sambil mengobrol dengan sopir lainnya.

Mayoritas sopir truk tersebut merupakan peserta aksi di depan Kantor Gubernur Bali dan DPRD Bali pada pagi hari. Usai mengikuti aksi, mereka langsung menuju TPA Suwung untuk melanjutkan pekerjaan.