Pengusaha Hotel di Mataram Keluhkan Menjamurnya Kos Mewah

Posted on

Pengusaha hotel di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), mengeluhkan menjamurnya kos-kosan mewah di daerah itu. Musababnya, para wisatawan lebih memilih menginap di kos elite ketimbang di hotel berbintang. Fasilitas yang ditawarkan pun layaknya hotel bintang, tetapi dengan harga lebih murah.

Ketua Asosiasi Hotel Mataram (AHM) I Made Adiyasa mengungkapkan keresahan para pelaku hotel di Mataram telah dirasakan sejak lama. Menurutnya, kos-kosan elite itu beroperasi di luar koridor izin yang seharusnya.

“Sebenarnya kos-kosan itu bukan kompetitor hotel, nggak ada masalah sebenarnya. Tapi, yang jadi perhatian kami adalah bagaimana operasionalnya,” kata Adiyasa saat dikonfirmasi, Selasa (24/6/2025).

Menurut Adiyasa, para pelaku hotel di Mataram mengeluhkan kos-kosan elite itu menyediakan penyewaan kamar harian dan mingguan. Padahal, menurut dia, izin kos-kosan hanya untuk sewa bulanan. Adiyasa menilai hal itu merugikan pengelola hotel secara legal maupun fiskal.

“Yang jadi masalah, kos-kos elite ini pada operasionalnya mereka melayani harian bahkan mingguan. Itu yang jadi masalah. Dari sisi aturan, (pengelola kos elite) tidak sesuai dengan izin. Lalu, tidak memberikan kontribusi apa-apa ke pemerintah,” keluh Adiyasa.

Adiyasa menuding banyak kos elite di Mataram tidak mengantongi izin usaha seperti pengelolaan hotel. Walhasil, para pemilik kos-kosan itu tidak memiliki kewajiban untuk membayar pajak sebagaimana dilakukan pengelola hotel resmi.

“Kos-kosan yang tidak punya izin, bisa leluasa. Padahal, ada yang fasilitasnya lengkap, kolam renang, TV 50 inch, WiFi, semua lengkap. Hotel harus mengurus setidaknya 30 perizinan. Inilah yang tidak sehat, dari perizinan saja kontribusi ke pemerintah tidak ada,” imbuhnya.

Berdasarkan catatan AHM, terdapat lebih dari 7.000 kamar yang ditawarkan kos-kosan elite di Mataram secara online. Dari jumlah tersebut, hanya sekitar 2.800 kos elite yang terdata sebagai milik anggota AHM.

“Kalau kos-kosan itu memang beroperasi seperti hotel, ya ambil izin hotel dong, jangan abu-abu. Keberadaan mereka ini (kos-kosan elite) sedikit banyak merusak ekosistem hotel, harga menjadi terganggu,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *