Waktu pemulangan jenazah Juliana Marins belum jelas. Juliana merupakan turis Brasil yang meninggal akibat terjatuh ke jurang ratusan meter di Gunung Rinjani, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Jenazah perempuan asal Negeri Samba itu sebelumnya sudah diautopsi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bali Mandara. Autopsi dilakukan oleh dokter forensik Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof Ngoerah Denpasar, Ida Bagus Putu Alit.
Seusai diautopsi, RSUD Bali Mandara maupun Alit belum dapat memastikan waktu pemulangan jenazah Juliana.
“Kami belum tahu (waktu pemulangannya), belum ada informasi. Masih mencari jadwal penerbangan,” ungkap Alit didampingi Direktur RSUD Bali Mandara, I Gusti Ngurah Putra Dharma Jaya, Jumat (27/6/2025).
Meski demikian, Alit memastikan jenazah Juliana akan dipulangkan ke Brasil. Namun, Alit tak mengetahui jadwal pemulangannya.
“Akan dikirim ke negaranya, nah saya tidak tahu jadwal. Jadi dari penyidik sudah menyerahkan ke keluarga lewat kuasanya,” jelas Alit.
Sambil menunggu waktu pemulangan, jenazah Juliana ditaruh di dalam freezer. Tujuannya agar jenazah tetap awet hingga diterbangkan ke Brasil.
Diberitakan sebelumnya, Juliana dilaporkan terjatuh ke jurang saat mendaki puncak Gunung Rinjani melalui jalur Sembalun, Sabtu (21/6/2025). Lokasi jatuhnya berada di kawasan Cemara Tunggal.
Proses pencarian sempat terkendala cuaca ekstrem dan kabut tebal. Pada Senin (23/6/2025), tim SAR mendeteksi keberadaan Juliana di kedalaman sekitar 500 meter dari titik awal jatuh. Namun, evakuasi terhambat kondisi medan yang terjal.
Juliana akhirnya ditemukan dalam kondisi tak bernyawa pada Selasa (24/6/2025) di kedalaman 600 meter dari titik Lost Known Position (LKP). Keluarga Juliana kemudian meminta proses autopsi untuk mengetahui waktu kematiannya.