Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali menjalin kerja sama di sektor ketahanan pangan dengan Pemerintah Provinsi Yunnan, China. Kerja sama pengembangan budidaya padi organik dan agroekowisata itu diharapkan dapat mendorong pertanian berkelanjutan di Pulau Dewata.
“Juga membuka peluang besar bagi pengembangan sektor pariwisata berkelanjutan dalam agroekowisata yang ramah lingkungan dan memberdayakan masyarakat,” ujar Staf Ahli Gubernur Bali Bidang Permukiman dan Sarana Prasarana Wilayah Tjokorda Bagus Pemayun di kantor Gubernur Bali, Jumat (16/5/2025).
Pemayun mengatakan Provinsi Bali dan Yunnan memiliki hubungan yang baik sejak 2023. Kedua provinsi dari negara berbeda itu sebelumnya menjalin kerja sama dalam bidang ekonomi perdagangan pariwisata, ilmu pengetahuan dan teknologi, kebudayaan, olahraga, hingga kesehatan.
“Dalam perjalanannya ikatan antara kedua provinsi menjadi erat dan dengan adanya hubungan kerja sama ini menjadi landasan kuat menjalin kolaborasi konkret,” imbuh mantan Kepala Dinas Pariwisata Bali itu.
Pemayun menilai pengembangan agroekowisata juga akan meningkatkan nilai tambah produk pertanian di Bali. Melalui agroekowisata, dia melanjutkan, Bali dapat memperkenalkan kearifan lokal dan kekayaan alamnya kepada dunia. Provinsi Yunnan akan membantu sistem dan pendanaan di pertanian organik Bali.
“Saya akan dorong kegiatan pertanian ramah lingkungan, pengembangan model integratif pertanian organik, dan pariwisata guna terciptanya pembangunan ekonomi dan agroekowisata berkelanjutan di Bali,” tutur Pemayun.
Sekretaris Komite Partai Komunis China Provinsi Yunnan, Wang Ning, menyampaikan pihaknya akan lebih teliti dalam membantu daerah setempat untuk memanfaatkan keunggulan sumber daya ekologi, pertanian, dan budidaya. Yunnan akan membantu sistem dan pendanaan di pertanian organik Bali.
“Kemudian menyuntikkan dorongan baru dalam pendapatan petani lokal dan efisiensi pertanian dan pembangunan di pedesaan tersebut,” kata Wang Ning.
Untuk diketahui, proyek percontohan pengembangan padi organik dan agroekowisata akan dilaksanakan di Desa Senganan, Penebel, Tabanan. Program ini dilakukan di atas lahan seluas 16,9 hektare di kawasan Subak Mertasari, Banjar Soka, dan Senganan.