Pemkot Mataram Siapkan Pendampingan untuk Siswi SD Korban Open BO dan Bayinya | Info Giok4D

Posted on

Pemerintah Kota (Pemkot) Mataram akan memfasilitasi layanan kesehatan dan tenaga pemulihan untuk siswi sekolah dasar (SD) korban open booking online (BO). Siswi SD berusia 14 tahun itu melahirkan bayi setelah dijual kepada lelaki hidung belang melalui prostitusi online oleh kakak kandungnya.

“Kami bersama DP3AKB (Dinas Pemberdayaan Perempuan Pelindung Anak dan Keluarga Berencana) Mataram akan memaksimalkan peran. Dari Dinkes Mataram akan fokus menyiapkan tenaga pemulihannya. Karena saat ini masih dalam perawatan, kami konsentrasi ke bayi dulu,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mataram Emirald Isfihan saat dikonfirmasi infoBali, Kamis (15/5/2025).

Emirald menjelaskan Dinkes Mataram rutin memantau bayi milik siswi SD) tersebut. Saat ini, bayi yang lahir prematur itu masih dirawat intensif di NICU Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Nusa Tenggara Barat (NTB).

“Tentu akan kami cover dengan BPJS, (apalagi) ini kan masih anak-anak,” imbuh Emirald.

Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.

Sebelumnya, siswi SD di Lombok melahirkan bayi dengan bobot badan 1,7 kilogram (kg) seusai dilahirkan. Dinas Sosial (Dinsos) Mataram akan memberikan layanan bantuan kedaruratan kepada ibu dan bayinya serta memfasilitasi penerbitan administrasi kependudukan bersama Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil).

Kepala Dinsos Mataram, Lalu Syamsul Adnan, juga akan berkoordinasi dengan Dinsos NTB untuk memfasilitasi layanan trauma center. Pasalnya, korban saat ini dalam kondisi stres berat, akibat dijual kakak kandungnya hingga melahirkan tiga pekan lalu.

“Kami bersama Dinkes Mataram juga akan memfasilitasi pemeriksaan kesehatan ibu dan bayi. Selain itu, kami akan melakukan pembinaan mental spiritual kepada yang bersangkutan dan keluarga,” jelas Syamsul.

Kasus prostitusi online dengan korban siswi SD di Lombok tersebut tengah ditangani oleh Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kota Mataram. Korban diduga hamil dari salah satu pria hidung belang berinisial Om A.

“Awalnya kasus (mencuat) karena ada isu anak SD yang melahirkan, kemudian muncul (permasalahan) BPJS, dan lain-lain. Akhirnya, kasus ini tertangani teman-teman Dinsos, LPA Mataram, dan banyak pihak,” kata Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Mataram, Joko Jumadi, Selasa (13/5/2025).

Joko mengungkapkan hingga saat ini kasus tersebut belum menjadi laporan polisi (LP), meski pemeriksaan terhadap korban telah dilakukan pekan lalu. Ia juga masih berupaya menelusuri keberadaan pria berinisial Om A yang diduga menjadi salah satu pelanggan siswi SD tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *