Pemkab Lombok Timur Siapkan Anggaran Rp 18 Miliar Perbaiki Sekolah Rusak

Posted on

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lombok Timur menyiapkan anggaran Rp 18 miliar tahun ini untuk memperbaiki sekolah yang rusak. Ditargetkan, perbaikan selesai dalam waktu tiga bulan.

“Kami prioritaskan sekolah dengan kerusakan yang parah dulu, contohnya di SATAP 6 Batuyang, itu kami dahulukan. Begitu juga dengan sekolah lain yang rusak, tapi jika masih bisa ditempati mungkin tahun depan lagi kami lakukan revitalisasi,” jelas Kepala Dinas Pendidikan Lombok Timur, Izzudin ketika ditemui infoBali di ruang kerjanya, Rabu (23/4/2025).

Penyebab kerusakan sekolah beragam. Di antaranya ada yang rusak akibat gempa Lombok pada 2018. Disdik lombok Timur mencatat lebih dari 120 sekolah yang rusak. Tahun ini, Disdik memprioritaskan sekolah dengan kategori rusak berat untuk diperbaiki.

“Ada sekitar 16 titik kami prioritaskan terlebih dahulu, yang rusak parah dan hampir roboh, itu kami prioritaskan dulu, sisanya akan kami ajukan lagi anggaranya sekitar Rp 30 miliar ke Kementerian Keuangan atas perintah Bupati. Jumlah yang disasar ada 60 sekolah,” beber Izzuddin.

Begitu juga dengan program revitalisasi sekolah yang mengalami kerusakan dengan penyebab lain, seperti karena termakan usia, Izzuddin berhap bisa rampung tahun ini.

“Ini informasi awalnya, kalau dulu dari DAK (dana alokasi khusus), akan tetapi tadi saya baru mendapatkan informasi ini sekarang ini secara swakelola untuk revitaliasi sekolah yang rusak, seperti karena termakan usia dan lainya, melalui program tersebut kami harapkan bisa tuntas pada tahun ini,” kata Izzuddin.

Izzuddin menjelaskan pencairan anggaran butuh proses. Tidak serta-merta Langsung dikerjan,”

“Semuanya butuh proses. Hari itu ada bencana, hari itu kami lakukan perbaikan, ya tentu itu tidak bisa, kecuali mungkin kalau di BPBD itu bisa langsung karena ada anggaran kebencanaanya kan,” ujar Izzuddin.

Atap Bocor, Siswa Terpaksa Belajar di Ruang Guru

Atap ruang kelas 4 Sekolah Dasar Negeri 4 Jurit Baru Kecamatan Pringgasela, Kabupaten Lombok Timur, bocor akibat gempa Lombok pada 2018 silam. Ketika musim hujan, siswa terpaksa belajar dengan kondisi ruang kelas dengan air yang tergenang. Hal itu membuat siswa merasa tidak nyaman ketika belajar.

“Ada dua ruang kelas yang sudah tidak bisa ditempati karena kondisi atap yang bocor, plafon sudah rusak, atapnya juga rapuh sehingga kami di sini tidak berani menempatkan siswa untuk belajar di ruang kelas tersebut, sementara dua ruang kelas lainnya yang bocor masih bisa ditempati untuk sementara,” jelas Sapri, pelaksana tugas (plt) Kepala SDN 4 Jurit Baru, Ketika ditemui infoBali di ruang kerjanya, pada Rabu (23/4/2025).

Sapri membeberkan atap ruang kelas yang rusak ada empat. Yaitu, ruang kelas 1,2,3 dan 4. Kondisi tersebut membuat siswa tidak nyaman.

“Siswa kami di sini selalu was-was, sewaktu-waktu bisa saja ambruk, apalagi ketika hujan airnya masuk sampai membanjiri ruang kelas, jadi terpaksa kadang siswa belajar di teras perpustakaan dan ruang guru,” jelas Sapri.

Pihak sekolah sudah sering mengusulkan rehabilitasi atap ruang kelas yang bocor. Namun, sampai saat ini belum mendapatkan titik terang.

“Sudah sering kami usulkan, bahkan pihak Dinas Pendidikan sendiri sudah pernah datang melihat langsung, tapi sampai saat ini tak kunjung diperbaiki,” kata Sapri.

Teguh, salah satu siswa di SDN 4 Jurit Baru, mengungakap kondisi atap sekolah yang rusak. Hal itu membuatnya tidak nyaman

“Kalau hujan ruang kelas banjir, airnya masuk dari genteng, jadinya kami belajar berhenti sejenak dan mencari tempat yang teduh dulu, kata bocah kelas 3 itu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *