Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jembrana resmi meluncurkan program kredit bersubsidi untuk Pekerja Migran Indonesia (PMI) dan Peserta Pemagangan Luar Negeri (PPLN). Program ini merupakan hasil kerja sama dengan Bank BPD Bali dan diluncurkan bertepatan dengan peringatan 100 hari kerja Bupati I Made Kembang Hartawan dan Wakil Bupati I Gede Ngurah Patriana Krisna (Bang-Ipat), Sabtu (31/5/2025).
Peluncuran program ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Pemkab Jembrana dan Bank BPD Bali di Gedung Kesenian Bung Karno. Kembang menyebut program ini menjadi solusi dana talangan bagi warga Jembrana yang ingin bekerja atau magang ke luar negeri.
“Program ini hadir sebagai solusi dana talangan bagi anak-anak muda Jembrana yang ingin bekerja ke luar negeri. Cukup menunjukkan job letter, mereka akan langsung difasilitasi oleh Bank BPD Bali, tanpa bunga dan tanpa jaminan,” ujar Kembang.
Sebanyak enam calon PMI secara simbolis menerima fasilitas kredit bersubsidi pada peluncuran perdana ini. Mereka adalah I Made Juli Pramana Putra (Desa Asahduren, Pekutatan); I Putu Ardiyana Putra (Desa Yehembang Kauh, Mendoyo); Pande Gede Srimaya Putra (Desa Batuagung, Jembrana); Riko Efendi Satriawan (Banjar Ketapang, Negara); Dewa Dode Yogi Darma Putra (Desa Dangin Tukadaya, Jembrana); dan I Putu Redi Januarta (Desa Berangbang, Negara).
Kembang menyampaikan bahwa minat generasi muda Jembrana untuk bekerja ke luar negeri sangat tinggi. Ia menekankan pentingnya membangun mental wirausaha setelah kembali ke tanah air.
Bahkan program ini diharapkan dapat menjadi langkah awal untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta menciptakan SDM unggul yang siap bersaing secara global.
“Kami harap setelah pulang, mereka tidak hanya membawa uang, tapi juga pengalaman dan etos kerja yang bisa membangun Jembrana,” harapnya.
Sementara, Direktur Kredit Bank BPD Bali, Made Lestara Widiatmika, menjelaskan program ini bertujuan untuk membantu mendorong kesejahteraan masyarakat.
“Bisa kita lihat selama ini, banyak masyarakat yang mempunyai skil untuk bekerja keluar negeri tetapi biaya untuk berangkatnya tidak punya, jadi itulah tujuannya program ini,” jelasnya.
Program ini adalah piloting yang berpotensi diterapkan di daerah lain. Pinjaman diberikan dalam kisaran Rp 50 juta hingga Rp 100 juta per orang dengan tenor maksimal 12 bulan. Subsidi kredit ini diberikan untuk pekerja imigran yang pertama kali berangkat ke luar negeri atau pesiar.
“Jadi bagi yang pertama kali berangkat ini diberikan bantuan berupa subsidi bunga kredit dari Pemerintah Kabupaten Jembrana. Kami tetap memperhatikan regulasi terkait serta prinsip kehati-hatian,” tandasnya.