Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), buka suara terkait jembatan di Desa Rade, Kecamatan Madapangga, yang kondisinya sudah retak. Padahal jembatan senilai Rp 6,2 miliar itu baru selesai dikerjakan.
“Jembatan itu masih dalam tahap pelaksanaan pekerjaan,” ucap Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Bima, Suwandi, Jumat (7/11/2025).
Suwandi mengungkapkan sampai saat ini, pembangunan jembatan itu belum dilaksanakan tahapan penyerahan proyek (Provisional Hand Over /PHO) dari kontraktor kepada Pemkab Bima. Sehingga jembatan itu masih menjadi tanggung jawab pihak pelaksana proyek.
“Hari ini perbaikan jembatan mulai dikerjakan oleh pelaksana proyek, karena memang belum selesai dikerjakan,” ungkapnya.
Ia menjelaskan jembatan retak terjadi pada bahu jalan dan aspal. Hal itu disebabkan air hujan yang masuk dalam timbunan oprit. Selain itu, ada penurunan timbunan tanah (settlement) pada oprit sisi utara dan selatan jembatan.
“Kondisi ini akibat belum maksimalnya proses pemadatan ruas jalan. Tapi dari aspek teknis, struktur jembatan masih aman. Yang jelas Air banjir tidak berpengaruh pada struktur jembatan,” jelasnya.
Suwandi menambahkan panjang jembatan Rade yang dikerjakan, yakni 25 meter dengan lebar bentangannya 6 meter. Sementara anggaran pembangunannya mencapai Rp 6,2 miliar, yang bersumber dari dana hibah rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana 2025.
“Jembatan Rade ini merupakan urat nadi transportasi darat yang menghubungkan beberapa desa, di Kecamatan Madapangga menuju jalan negara lintas Sumbawa-Bima,” tandasnya.
Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.
Sebelumnya, sebuah jembatan di Desa Rade retak setelah diterjang banjir. Padahal, jembatan penghubung desa senilai Rp 6,2 miliar itu baru selesai dibangun dan tinggal menunggu diresmikan.
“Baru dilalui banjir sekali, jembatannya sudah retak dan rusak,” ujar warga, Muhammad Ansari, kepada infoBali, Kamis (6/11/2025).
Ansari mengatakan proyek jembatan tersebut baru rampung dan sedang tahap finishing. Selain retak di bagian tengah jembatan, kondisi aspal di sisi timur jembatan itu juga terkelupas.
“Aspalnya retak dan material jembatan ada juga yang terkelupas,” imbuhnya.
Berdasarkan data dari papan informasi proyek, kontrak pengerjaan jembatan Rade ini dimulai pada Februari 2025 dengan masa pelaksanaan selama 280 hari kalender. Anggaran proyek di bawah Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Bima itu bersumber dari pendapatan hibah pemerintah pusat.
