Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Badung sudah merancang pembangunan infrastruktur jalan baru dalam rancangan awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025-2029. Pembangunan jalan baru di Kuta Selatan, Kuta Utara, Mengwi hingga Abiansemal dianggap jadi solusi untuk menjawab masalah kemacetan lalu lintas di Badung selama bertahun-tahun.
Tidak tanggung, Pemkab Badung juga menggodok skema pinjaman dana konsorsium bank. Hal itu dilakukan untuk mempercepat pembebasan lahan sekaligus dengan pembangunan jalan tanpa mengganggu anggaran pendapatan belanja daerah (APBD). Pemerintah juga sedang bersiap melebarkan jalan-jalan yang ada.
“Kami sedang memprioritaskan pembangunan infrastruktur. Ada beberapa rancangan ruas jalan baru. Kami sudah sampaikan akan melakukan skema pinjaman untuk mempercepat (proses) itu,” ujar Bupati Badung, I Wayan Adi Arnawa, Rabu (28/5/2025).
Adi Arnawa mengakui nilai jual lahan di Badung akan terus meningkat. Ia khawatir jika tidak diambil langkah segera, pemerintah tak lagi mampu membeli lahan untuk memuluskan rencana bangun jalan baru di masa mendatang.
“Melihat dinamika di lapangan, kenaikan lahan di Badung sangat cepat. Jika tidak diambil segera, kami takut apa yang jadi harapan atau solusi macet tidak bisa dijalankan,” terang Adi Arnawa.
Secara prinsip, kata Adi Arnawa, pemerintah bisa menerapkan pinjaman dana perbankan. Sesuai hasil kajian, besaran pinjaman untuk kebutuhan infrastruktur termasuk pembelian lahan di dalamnya mencapai sekitar Rp 2,8 hingga 3 triliun.
Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu memerinci skema pengembalian dana itu bisa dari surplus atau kelebihan pendapatan asli daerah (PAD) hingga pemanfaatan dividen di Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bali. Dari saham yang dimiliki sekitar Rp 1 triliun lebih, pemerintah memperoleh dividen sekitar Rp 200 miliar per tahun.
“Sekarang kan Rp 260 miliar sekian. Rencana kita akan tambah lagi penyertaan modal, lagi setahun untuk mengejar Rp 1,8 triliun sebagaimana komitmen dan kelihatannya kita tinggal Rp 500 sekian miliar. Ini akan dikejar seiring dengan menambah investasi modal di BPD, tentu harapan kita akan naik lagi pendapatan, dividen kita dan itu bisa diarahkan untuk pembayaran utang ditambah yang lain lagi,” beber Adi Arnawa.
Dalam pembahasan rancangan awal RPJMD Badung 2025-2029 terungkap sejumlah ruas jalan baru akan dikerjakan. Bahkan, pembebasan lahan yang sudah berjalan sejak tahun-tahun sebelumnya masih berlanjut, seperti rencana jalur lingkar barat di Pecatu, Kuta Selatan.
Pembangunan jalan lingkar di Kuta Selatan itu bertujuan menanggulangi kepadatan lalu lintas yang biasa terjadi di depan Garuda Wisnu Kencana (GWK) hingga Pecatu akibat bubaran turis yang berlibur di Uluwatu. Pemerintah juga sedang menyiapkan rencana jalan tembusan dari pintu keluar Tol Bali Mandara di Kelurahan Benoa menuju jalur lingkar selatan di Sawangan.
Di wilayah Badung utara, Pemkab Badung berencana membuat jalan lanjutan dari Gatot Subroto Barat hingga ke Canggu, tembus ke wilayah Mengwi melalui pembangunan jalan pinggir barat. Jalur ini dibuat sebagai alternatif dari wilayah Tabanan menuju Canggu agar tidak melalui Kapal hingga Abianbase dan Dalung yang kini selalu krodit.
Ada pula rancangan jalan baru dari utara Puspem Badung menuju Penarungan melewati jalur Denpasar-Gilimanuk. Jalan ini dibuat untuk menekan macet di simpang Lukluk. Ada juga rencana membangun shortcut lainnya di Jalan Latu tembus Semana di Mambal dan peningkatan Jalan Raya Gerih, Abiansemal.