Capaian target zakat, infak dan sedekah (ZIS) di lingkup Pemerintah Kota (Pemkot) Mataram lampaui target. Hingga Oktober 2025, capaiannya sekitar Rp 6,6 miliar, dari target Rp 6,5 miliar di tahun ini.
“Realisasi ZIS kita lampaui target, yakni Rp 6,6 miliar hingga akhir Oktober, dari target Rp 6,5 miliar,” kata Ketua Baznas Kota Mataram, Djaswad saat dikonfirmasi di Mataram, Kamis (6/11/2025).
Djaswad mengungkapkan realisasi ZIS yang dihimpun dari aparatur sipil negara (ASN) di Pemkot Mataram bisa melampaui target berkat kerja sama Pemkot Mataram dengan Bank NTB Syariah. Ketika gaji ASN beragama Islam masuk melalui Bank NTB Syariah, pihak bank akan langsung melakukan pemotongan zakat secara otomatis sebesar 2,5 persen.
“Itu menjadi faktor utama target kami melampaui. Setelah dipotong (pihak bank), langsung di transfer ke Baznas,” jelasnya.
Djaswad memastikan target realisasi ZIS tahun depan akan naik sekitar Rp 250 juta. “Jadi target ZIS di tahun depan sekitar Rp 6,75 miliar. Insyaallah pengelolaan kami bisa maksimal di tahun depan. Sehingga bisa menyalurkan dana kepada yang membutuhkan secara tepat sasaran,” imbuhnya.
Sebagai informasi, zakat yang terkumpul lebih dari 4.000 ASN di Kota Mataram didistribusikan kepada masyarakat yang berhak. Zakat tersebut digunakan untuk biaya pendidikan masyarakat miskin, bantuan kepada masyarakat kurang mampu, biaya kesehatan, mualaf, hingga memperbaiki rumah tidak layak huni.
Rp 700 Juta untuk Perbaiki 29 Rumah Warga Miskin
Baznas Kota Mataram menggelontorkan anggaran sekitar Rp 700 juta untuk memperbaiki puluhan rumah warga miskin atau warga dengan kategori kemiskinan ekstrem di Kota Mataram, melalui program Rumah Tidak Layak Huni (RTLH).
“Ada 29 rumah yang kami perbaiki, dengan rincian 25 rumah direnovasi, dan 4 rumah lainnya dibangun baru dengan bantuan (kerja sama) dengan Bank NTB Syariah,” kata Djaswad.
Dia menjelaskan masing-masing rumah mendapatkan bantuan RTLH dari Pemkot Mataram kisaran Rp 20 juta hingga Rp 25 juta.
Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.
“Rp 25 juta itu untuk renovasi rumah baru, sedangkan Rp 20 juta untuk renovasi rumah lama. Bantuannya tidak berupa uang tunai, melainkan bahan bangunan. Agar tepat sasaran, kita lakukan kontrol di lapangan. 20 rumah sudah selesai, sisanya sedang proses,” terangnya.
“Rumah yang kami bangun ini ukurannya sekitar 7×6 meter. Itu sudah termasuk dua kamar, toilet, dapur, hingga ruang tamu,” ujarnya.
Dari data Baznas Kota Mataram, 29 rumah yang diperbaiki melalui program RTLH itu tersebar di sejumlah kecamatan, di antaranya 10 rumah di Lingkungan Cakranegara Selatan Baru, 10 rumah di Lingkungan Babakan, dan sisanya di Lingkungan Sayang-sayang.






