Pedagang di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) diwajibkan menyediakan wadah belanja ramah lingkungan untuk menyimpan makanan dan minuman bagi wisatawan maupun pendaki Gunung Rinjani. Langkah itu diharapkan dapat menekan sampah plastik di kawasan wisata tersebut.
“Penjual di beberapa titik di Gunung Rinjani mempunyai izin penyediaan jasa makanan dan minuman, diwajibkan untuk menyediakan wadah isi ulang bagi para pengunjung yang berbelanja,” jelas Kepala Balai TNGR, Yarman, saat dikonfirmasi infoBali, Minggu (15/6/2025).
Yarman mengungkapkan aturan tersebut merupakan salah satu bagian dari penerapan program zero waste di kawasan TNGR. Ia menegaskan para pedagang di Gunung Rinjani juga diwajibkan mengumpulkan sampah dari hasil kegiatan usahanya, kemudian menyimpannya di tempat penampungan sementara.
“Program zero waste ini diberlakukan untuk semua orang yang melakukan aktivitas di Gunung Rinjani. Baik pendaki, pelaku jasa, maupun para pedagang,” imbuh Yarman.
Di sisi lain, Yarman mengakui penerapan zero waste di Gunung Rinjani hingga saat ini belum optimal. Menurutnya, diperlukan evaluasi secara menyeluruh agar kawasan tersebut benar-benar terbebas dari sampah.
“Jenis-jenis barang bawaan pengunjung yang berpotensi sampah perlu kami pangkas, sistem pengemasan, hingga evaluasi di pos-pos check in dan check out,” ujar Yarman.
Program zero waste yang mengatur tentang cara pengemasan barang-barang bawaan dan sampah yang dihasilkan para pendaki Gunung Rinjani mulai diterapkan sejak 3 April lalu. Dalam pelaksanaannya, petugas TNGR akan mengecek kembali sampah yang dibawa para pendaki saat turun dari gunung.
Per Mei 2025, sebanyak 52 pendaki Gunung Rinjani telah dimasukkan ke dalam daftar hitam atau blacklist. Sebagian besar para pendaki tersebut melanggar kebijakan zero waste dengan meninggalkan sampah saat mendaki puncak gunung tertinggi di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), itu.
