Pedagang di Pura Agung Besakih, Karangasem, Bali, mengeluh omzet turun saat Karya Ida Bhatara Turun Kabeh (IBTK) 2025. Padahal banyak pemedek yang tangkil atau sembahyang di sana.
Turunnya omzet ini dirasakan oleh pedagang di wilayah Manik Mas, Ni Ketut Sari Agum. Sejak pembukaan IBTK pemedek yang berbelanja di lapak Agum sedikit.
“Kalau tahun-tahun sebelumnya, pembeli lumayan ramai. Sehari bisa mendapat omzet Rp 500 ribu ke atas karena saya hanya jualan minuman, kopi, dan snack saja. Tapi sekarang hanya dapat Rp 100 ribu-Rp 200 ribu saja sehari,” kata Agum ditemui infoBali, Rabu (16/4/2025).
Agus menyebut ada beberapa faktor pemedek jarang berbelanja saat IBTK 2025. Pertama, karena mereka membawa bekal dari rumah, termasuk air minum.
Kedua, beberapa pemedek tidak melewati area pedagang di Manik Mas. Karena biasanya mereka parkir di wilayah Pura Dalem Puri.
Komang Ary, setali tiga uang. Omzet di warung nasi campur milik bosnya turun drastis jika dibandingkan IBTK 2024.
“Sekarang paling penjualan berkisar antara Rp 200-500 ribu per hari. Kalau tahun-tahun sebelumnya bisa lebih dari Rp 1 juta. Detailnya saya tidak tahu karena saya hanya karyawan,” ujar Ary.
Menurut Ary, pendapatan itu akibat video viral yang menyebut pedagang di Besakih menggetok harga untuk makanan dan minuman kepada pemedek. Yakni harga nasi campur harusnya Rp 20 ribuan digetok jadi Rp 45 ribu. Sehingga membuat pemedek enggan berbelanja.
“Bahkan ada pembeli sebelum belanja memperjelas kebenaran harga yang tertera di warung. Karena takut setelah selesai makan justru harganya berbeda,” kata Ary.
Pantauan infoBali, beberapa pemedek hanya berbelanja minuman kekinian atau es krim saja setelah sembahyang di Pura Besakih.